Bisa nggak sih kita mendapatkan energi tanpa mengorbankan lingkungan? Harus diakui bahwa setiap sumber energi pasti memiliki dampak bagi lingkungan, termasuk energi terbarukan. Loh? Percuma dong kita kampanye soal energi terbarukan, tapi toh masih juga berdampak sama lingkungan!
Eits, tunggu dulu, guys! Menggunakan energi terbarukan dengan energi fosil jelas jauh berbeda, lho. Kenapa? Biar gak gagal paham, yuk simak artikel lengkapnya berikut ini.
Apa itu Energi Terbarukan?
Energi terbarukan merujuk pada sumber daya alam yang dapat kita perbaharui secara cepat dan tidak akan habis karena proses alam yang berkelanjutan. Berbagai contoh energi terbarukan adalah pembangkit listrik tenaga angin, panel surya dari matahari, sumber energi geothermal atau panas bumi, pembangkit listrik tenaga air, energi dari arus atau gelombang laut, serta bioenergi.
Sehingga, dapat kita katakan bahwa pemanfaatan energi terbarukan sebagai kunci utama dalam mengatasi krisis iklim. Kenapa?
Ya, tentu karena sumber energi terbarukan di atas berasal dari bahan baku yang tidak hanya rendah emisi, tetapi juga lebih ekonomis karena sudah tersedia di alam. Selain itu, potensi lapangan kerja juga menjadi salah satu manfaat signifikan dari penerapan energi terbarukan.
Memangnya Apa Saja Manfaat Energi Terbarukan?
Ada beberapa manfaat yang bisa kita rasakan secara langsung apabila kita mengadopsi energi terbarukan dalam kehidupan sehari-hari. Apa saja itu?
1. Dampak Penurunan Emisi CO2 dan Gas Rumah Kaca
Menurut penelitian Szetela, et al., (2022), penggunaan energi terbarukan secara global dapat menurunkan emisi CO2 per kapita sebesar 1,25%. Hal ini menunjukkan kontribusi positif energi terbarukan terhadap mitigasi perubahan iklim.
Emisi CO2 merupakan penyebab utama perubahan iklim dan pemanasan global. Dengan peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer, efek rumah kaca menjadi semakin intens. Oleh karena itu, penurunan emisi CO2 menjadi krusial untuk meminimalkan dampak perubahan iklim yang merugikan.
2. Mengurangi Polutan Berbahaya
Selain rendah emisi, energi terbarukan juga memiliki keunggulan pada lingkungan. Proses perolehan bahan bakunya lebih efisien dan ekonomis karena sudah ada di alam. Beberapa sumber energi terbarukan juga menghasilkan sedikit polutan berbahaya dibandingkan dengan energi fosil.
Meskipun sebagian energi terbarukan juga melibatkan pembakaran, dampak lingkungan dan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan jauh lebih rendah dibandingkan dengan energi fosil. Hal ini membuat energi terbarukan menjadi pilihan yang lebih ramah lingkungan.
3. Potensi Industri Baru dan Penciptaan Lapangan Kerja
Penerapan energi terbarukan tidak hanya memberikan solusi untuk krisis iklim tetapi juga memiliki potensi untuk menciptakan sejumlah industri baru. Dengan demikian, energi terbarukan dapat menjadi pendorong utama pembukaan lapangan kerja baru yang mendukung pertumbuhan ekonomi.
4. Harga Murah dan Mudah Didapat
Selain keunggulan lingkungan, energi terbarukan juga menonjol karena memiliki potensi untuk menjadi sumber energi yang harga murah dan mudah kita peroleh. Hal ini karena beberapa faktor yang berkaitan dengan efisiensi produksi, biaya bahan bakar, dan keberlanjutan sumber daya.
Sumber daya alam yang kita gunakan dalam energi terbarukan, seperti sinar matahari dan angin, tidak memerlukan biaya bahan bakar. Ketika infrastruktur telah dibangun, biaya operasionalnya jauh lebih rendah dibandingkan dengan energi fosil yang memerlukan pembelian dan transportasi bahan bakar.
Kebijakan Pendukung Energi Terbarukan
Agar proses pemanfaatan energi terbarukan dapat berjalan dengan baik, tentu saja harus ada dukungan kebijakan-kebijakan pemerintahan. Sebab, kepastian hukum adalah faktor kunci dalam menarik investasi jangka panjang.
Kebijakan pemerintah, seperti Rancangan Undang-Undang (RUU) Energi Baru dan Terbarukan, Perpres, dan kebijakan lokal, harus memberikan kerangka hukum yang jelas, terutama bagi pelaku industri.
Lantas, apa saja kebijakan yang sudah dan sedang berlangsung?
1. Kebijakan Energi Nasional
Kebijakan Energi Nasional adalah suatu peraturan penting yang membantu kita menggunakan energi terbarukan di seluruh negara. Dalam kebijakan ini, pemerintah menetapkan tujuan untuk memiliki 23% dari semua energi yang kita gunakan berasal dari sumber energi terbarukan pada tahun 2025, dan 31% pada tahun 2050.
Ini seperti panduan atau dasar bagi pemerintah agar bisa menggunakan energi terbarukan dalam cara kita mendapatkan energi dari sumber-sumber alam. Tujuannya adalah agar kita bisa menggunakan lebih banyak energi bersih tanpa merugikan perekonomian.
Hal ini juga membantu kita untuk melakukan perubahan energi secara berkelanjutan. Artinya bisa berlangsung terus-menerus tanpa membahayakan lingkungan atau keuangan kita.
2. Rencana Umum Energi Nasional (RUEN)
Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) ini seperti peta jalan yang membantu kita mengelola cara kita menggunakan energi di seluruh negara. Dalam RUEN, ada gambaran atau rencana tentang bagaimana kita akan menggunakan energi terbarukan, seperti tenaga surya atau angin.
RUEN ini memberitahu kita arah yang jelas tentang bagaimana kita bisa mengembangkan dan menggunakan energi terbarukan. Jadi, bisa diibaratkan seperti panduan besar yang membantu kita merencanakan penggunaan energi jangka panjang, serta memastikan bahwa kita terus menggunakan energi dengan cara yang baik untuk lingkungan kita.
3. Perpres No. 112 Tahun 2022
Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2022 membicarakan tentang usaha untuk membuat energi terbarukan, terutama untuk membuat listrik. Aturan ini memberikan dasar hukum agar lebih banyak orang mau berinvestasi dan menciptakan ide baru untuk membangun infrastruktur energi terbarukan.
Khususnya, aturan ini berfokus pada cara kita mendapatkan listrik dan membantu kita menggunakan berbagai jenis sumber daya energi agar kita lebih kuat dan berkelanjutan dalam menggunakan energi.
4. RUU Energi Baru dan Terbarukan
Rancangan Undang-Undang (RUU) Energi Baru dan Terbarukan adalah aturan yang sedang dirancang untuk membuat hukum yang pasti tentang cara kita menggunakan energi baru dan terbarukan (EBT). RUU ini nantinya akan menjadi dasar untuk membangun industri energi baru dan terbarukan di negara kita.
Aturan ini membuat aturan hukum yang jelas, memberikan hadiah atau keuntungan, dan membantu pertumbuhan industri energi terbarukan. Jadi, nantinya energi terbarukan bisa menjadi bagian utama dari berbagai sumber energi yang kita gunakan di negara kita.
Bagaimana Kebijakan di Tingkat Internasional?
Indonesia sudah menandatangani Paris Agreement pada tahun 2016. Persetujuan tersebut disahkan dalam UU No. 16 Tahun 2016. Berdasarkan persetujuan tersebut, Indonesia mempublikasikan dokumen Nationally Determined Contribution yang berisi target dan strategi dalam mencapai Net Zero Emission.
Ada beberapa strategi penurunan emisi di sektor energi; pertama, pembangkit listrik dengan energi terbarukan, kedua, instalasi panel surya atap, ketiga, penggunaan bioenergi di sektor transportasi, dan keempat, bahan baku pembangkit dari biomassa.
Setelah perjanjian paris, Indonesia juga menjadi tuan rumah di KTT G20 pada 2022 lalu. Ada beberapa product yang Indonesia tawarkan di KTT G20. Salah satunya adalah Bali Compact. Bali Compact yang Indonesia tawarkan pada forum transisi energi G20 yang bertujuan untuk mempercepat pencapaian target NZE di masing-masing negara anggota. Terdapat 9 prinsip yang disepakati dalam Bali Compact.
Kemudian ada Just Energy Transition Partnership (JETP) adalah program kemitraan Indonesia bersama beberapa negara maju yang diluncurkan pada KTT G20 dengan komitmen pendanaan mencapai USD 20 miliar. Program ini berkomitmen untuk mendukung transisi menuju energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.
BACA JUGA: Sistem Pangan Berkelanjutan: Menjaga Bumi Lewat Makanan yang Kita Konsumsi
Implementasi Energi Terbarukan di Indonesia
Nah, Indonesia sendiri memiliki target 23 persen bauran energi terbarukan (EBT) pada tahun 2025. Lantas, sudah sampai mana? Berdasarkan data BPS, Indonesia baru mencapai 12,16 persen EBT pada 2021 dari total energi nasional. Masih terdapat selisih sekitar 10 persen lagi yang harus tercapai.
Apa saja yang energi yang sudah dimanfaatkan dan berapa banyak potensinya? Berdasarkan data yang dihimpun KataData, Indonesia memiliki potensi energi terbarukan hingga 417,8 GW. Tapi pemanfaatannya baru sebesar 2,5 persen yaitu sekitar 10,4 GW. Berikut ini rinciannya.
1. Geothermal
Satu hal yang mengejutkan bahwa Indonesia memiliki potensi geothermal terbesar kedua di dunia. Apa itu geothermal? Geothermal adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan energi yang berasal dari panas bumi. Panas ini dihasilkan oleh aktivitas radioaktif dan proses panas yang terjadi di dalam inti bumi. Energi geothermal dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik atau digunakan untuk pemanasan langsung.
Potensi Geothermal di Indonesia adalah sebesar 23,9 gigawatt. Sementara, Indonesia sudah memanfaatkan geothermal ini sebesar 8,9 persen.
Untuk memahami bagaimana geothermal bekerja, mari lihat prosesnya.
Panas yang berasal dari inti bumi dihasilkan dan disimpan di dalamnya. Prosesnya dapat dijelaskan secara sederhana: air tanah dipanaskan oleh panas bumi, menyebabkan air tersebut berubah menjadi uap. Uap tersebut naik ke atas dan menggerakkan turbin. Gerakan turbin selanjutnya menggerakkan generator untuk menghasilkan listrik. Uap yang sudah digunakan untuk menggerakkan turbin kemudian turun kembali ke bawah dan kembali ke dalam bumi. Siklus ini berulang secara terus-menerus.
Meskipun geothermal dianggap sebagai sumber energi berkelanjutan, namun ada beberapa dampak yang perlu kita antisipasi:
- Penggunaan Air yang Banyak: Penggunaan air yang besar untuk menggerakkan turbin dapat mempengaruhi sumber daya air di sekitarnya.
- Potensi Emisi Gas Rumah Kaca: Proses ekstraksi panas bumi memiliki potensi untuk menghasilkan emisi gas rumah kaca yang perlu diminimalkan.
- Potensi Gangguan Geologis: Daerah yang memanfaatkan geothermal rentan terhadap gempa bumi, sehingga perlu penanganan yang cermat.
- Risiko Merusak Ekosistem: Pengembangan geothermal dapat memberikan dampak negatif terhadap ekosistem di sekitarnya sehingga perlu pertimbangan yang hati-hati.
2. Tenaga Surya (Matahari)
Tenaga surya merupakan sumber energi yang melimpah dan tak terbatas. Di Indonesia, potensi terbesar berasal dari surya atau matahari yaitu sebanyak 207,8 GW. Sedangkan pemanfaatannya hanya sebesar 0,07 persen.
Bagaimana proses konversi energi matahari menjadi listrik?
Pertama-tama, sinar matahari, atau radiasi matahari, mencapai panel surya. Di panel surya, terdapat sistem khusus yang bekerja untuk mengubah radiasi matahari tersebut menjadi energi listrik yang dapat kita gunakan.
Proses ini kita sebut fotovoltaik, di mana sel-sel fotovoltaik pada panel surya menangkap energi dari sinar matahari dan mengubahnya menjadi arus listrik. Dengan teknologi ini, tenaga surya dapat diubah menjadi listrik yang dapat digunakan untuk memenuhi berbagai kebutuhan energi, menjadikannya sumber daya yang bersih dan berkelanjutan.
Gimana sih bentuk bentuknya PLTS di Indonesia? Salah satu bentuk PLTS di Indonesia terletak di Cirata, Jawa Barat yang terbesar di Asia Tenggara. PLTS Cirata ini mendorong pertumbuhan investasi hijau di Indonesia. Selain itu, ada juga penerapan PLTS Atap.
Namun, ada beberapa kelemahan dari penerapan tenaga surya ini;
- sangat bergantung pada kondisi cuaca
- biaya instalasi awal yang mahal.
3. Bioenergy
Bioenergi adalah energi terbarukan yang dihasilkan dari sumber biologis atau biomassa, umumnya berasal dari tanaman. Jenis biomassa yang cukup banyak digunakan sebagai sumber bioenergi, antara lain kayu, kelapa sawit, tebu, dan minyak jelantah.
Potensi Bioenergi di Indonesia adalah sebesar 32,6 GW. Sementara, Indonesia sudah memanfaatkan potensi ini sebesar 5,8 persen.
Bagaimana contoh penerapannya?
- Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa: Penggunaan sisa-sisa kayu atau limbah hutan sebagai bahan bakar dalam pembangkit listrik tenaga biomassa. Proses ini membantu mengurangi limbah dan menghasilkan energi bersih.
- Green Diesel: Pengembangan green diesel, meskipun bahan bakunya mahal, merupakan upaya untuk menciptakan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.
- Bioavtur: Bioavtur, bahan bakar pesawat yang berasal dari bioenergi, sudah diterapkan di Indonesia. Keberadaannya mencerminkan langkah Indonesia dalam menerapkan energi berkelanjutan dalam sistem transportasi udara.
- Biodiesel: Penggunaan biodiesel, yang memiliki tingkat penerapan tertinggi di Indonesia, sebagai alternatif bahan bakar yang lebih ramah lingkungan.
4. Bayu (Angin)
Energi angin atau bayu dimanfaatkan dengan memanfaatkan kecepatan angin untuk menghasilkan listrik. Pembangkit listrik tenaga angin (PLTA) atau turbin angin adalah teknologi yang umum digunakan untuk mengubah energi kinetik angin menjadi energi listrik. Turbin angin biasanya ditempatkan di daerah yang memiliki angin yang cukup kencang untuk mengoptimalkan produksi energi.
Potensi energi angin di Indonesia adalah sebesar 60,6 GW. Sementara, Indonesia sudah memanfaatkan potensi ini sebesar 0,3 persen.
5. Hidro (Air)
Energi hidro adalah energi yang dihasilkan dari gerakan air, seperti sungai atau air terjun. Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) adalah salah satu cara paling umum untuk memanfaatkan energi hidro.
PLTA memanfaatkan aliran air yang menggerakkan turbin untuk menghasilkan energi listrik. Selain itu, ada juga pembangkit listrik tenaga ombak dan arus laut yang mencoba memanfaatkan energi dari gerakan gelombang dan arus laut.
Potensi energi air di Indonesia adalah sebesar 75 GW. Sementara, Indonesia sudah memanfaatkan potensi ini sebesar 8,2 persen.
BACA JUGA; Cara Mengurangi Dampak Deforestasi Perkebunan Kelapa Sawit
Pembelajaran dari Traction Energy Asia
Traction Energy Asia, setelah melakukan penelitian, menemukan potensi besar dalam produksi minyak jelantah. Minyak ini memiliki komposisi kimia serupa dengan minyak sawit, yang dapat dijadikan bahan baku biodiesel. Keuntungan lainnya adalah minyak jelantah merupakan limbah yang ekonomis dan memiliki emisi gas rumah kaca yang rendah.
Minyak jelantah sangat berpotensi sebagai bahan baku energi karena berasal dari minyak goreng. Fakta menariknya adalah konsumsi minyak goreng di sektor rumah tangga mengalami kenaikan sebesar 2,32% per tahun selama periode 2015-2020, menunjukkan bahwa pasokan minyak jelantah dapat terus bertambah. Dengan memanfaatkan minyak jelantah sebagai sumber energi, dapat menciptakan solusi yang ekonomis, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.
Bagaimana Proses Pengumpulan Minyak Jelantah?
Proses pemanfaatan minyak jelantah dimulai dari rumah tangga dan Unit Usaha Mikro. Minyak jelantah yang kamu hasilkan dari aktivitas memasak ini kemudian kamu serahkan ke pengepul minyak, yang berperan sebagai perantara dalam mengumpulkan minyak jelantah dari berbagai sumber.
Selain melalui pengepul, ibu-ibu rumah tangga juga memiliki opsi untuk menyumbangkan minyak jelantahnya melalui jasa penanganan sampah atau melalui transaksi jual beli. Hal ini menciptakan mekanisme yang inklusif dan melibatkan masyarakat secara luas dalam pengumpulan minyak jelantah. Dengan melibatkan berbagai pihak, dari rumah tangga hingga pengepul dan jasa penanganan sampah, dapat memastikan pasokan minyak jelantah yang berkelanjutan untuk digunakan sebagai bahan baku energi.
Jadi, bagi kamu yang masih memiliki sisa-sisa minyak penggorengan, cobalah untuk melakukan proses di atas. Kamu juga bisa menjualnya ke penampungan minyak jelantah, lho. Lumayan bukan, buat menambah penghasilan?
Mari Sadar ‘Energi’
Kita semua memiliki peran penting dalam melestarikan energi dan melindungi lingkungan. Nah, Traction Energy Asia dan #Ecobloogersquad merekomendasikan beberapa tindakan sederhana yang dapat kita lakukan. Berikut ini di antaranya:
1. Gunakan Kendaraan Ramah Lingkungan
Pilih kendaraan yang lebih efisien energi atau beralih ke opsi ramah lingkungan seperti motor listrik atau sepeda.
2. Gunakan Moda Transportasi Publik
Mendukung transportasi umum membantu mengurangi emisi gas buang dan menurunkan jejak karbon pribadi.
3. Instalasi Panel Surya Atap
Jika mampu, pertimbangkan untuk menginstal panel surya atap di rumah kamu untuk menghasilkan energi bersih dan mengurangi ketergantungan pada sumber energi konvensional.
4. Rencanakan Perjalanan dengan Efisien
Pikirkan dengan cerdas saat merencanakan perjalananmu. Kalau bisa, nebeng di kendaraan teman atau kerabat supaya bisa hemat bahan bakar. Dengan begitu, kamu ikut membantu mengurangi polusi udara dan menjaga lingkungan.
5. Ganti Lampu Biasa dengan LED
Mengganti lampu konvensional dengan lampu LED membantu mengurangi konsumsi energi dan lebih tahan lama. Lampu-lampu LED sudah banyak loh dijual di pasaran. Harganya juga murah dan efesien.
6. Aplikasikan 3M (Mematikan, Mencabut, Mengatur Penggunaan Listrik)
- Matikan perangkat elektronik dan lampu ketika tidak kamu gunakan.
- Cabut charger dan perangkat elektronik yang tidak kamu gunakan untuk mencegah konsumsi daya phantom.
- Gunakan listrik dengan bijak, prioritaskan penggunaan perangkat berenergi rendah, dan pertimbangkan untuk menginvestasikan dalam peralatan hemat energi.
Dengan menerapkan langkah-langkah ini, kita dapat berkontribusi pada konservasi energi terbarukan, mengurangi jejak lingkungan, dan menciptakan gaya hidup yang lebih berkelanjutan. Mari sadar akan penggunaan energi kita dan bersama-sama menjaga keberlanjutan planet kita.
Terima kasih tulisan nya ya .sangat membuka wawasan tentang energi terbarukan nih.. hal yg relatif baru untukku..
Yang saya heran kenapa PLTS tidak digalakkan sejak dulu? Padahal itu paling minim polusi kan?
Potensi Indonesia untuk jadi negara mandiri di bidang energi ini besar, hanya saja secara SDM dan teknologi perlu ditingkatkan lagi. Saat ini yang terlihat eye catching justru datang dari minyak jelantah yang biasanya sering dibuang. Nyatanya meski limbah, tetap jadi potensi energi yang bisa bermanfaat. ❤️❤️
Energi matahari adalah energi termurah yang terbarukan. Dengan uang 50rb’an bisa mendapat lampu energi surya.
Harga murah mudah didapat apalagi di negara Indonesia yang sda sangat berlimpah. Jadi sok lah pemerintah terapkan dengan baik dan bijak. Tinggal mengelolanya sebaik mungkin ya, Tuhan sudah menyediakan semuanya
sayangnya, energi matahari kita hanya baru digunakan 0,7 % saja. sebagai negara tropis sebenarnya kita punya cahaya matahari yang melimpah. Meski mahal, semoga pemerintah kita bisa mengupayakan intalasi awal untuk bisa menyerap tenaga matahari yang melimpah ini sebagai sumber energi yang lebih baik
Saya sangat mendukung penelitian maupun eksekusi rencana yang membuat energi terbarukan terjangkau masyarakat, supaya tidak jadi wacana saja.
Sedihnya, solar cell energy ini teknologinya masih mahal ya mba, hanya golongan tertentu saja yg sudah memakainya.
Andaikan pemerintah lebih serius menangani soal pengganti BBM dan penggunaan energi terbarukan lebih diseriuskan..
Harus support banget energi terbarukan ini. Sudah mulai juga untuk ngumpulin minyak jelantah sih
Di Jogja, ada sebuah desa yang sebelumnya tak terjangkau listrik. Kemudian ada salah satu warganya berinisiatif membuat pembangkit listrik tenaga air dengan memanfaatkan sungai di desanya. Sejak itu, desanya teraliri listrik. Semoga semakin diperbanyak pwmbangkit ramah lingkungan seperti ini.
Sebenernya di negara kita banyak sumber untuk dijadikan energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan, ya. Semoga potensi itu bisa terus digali dan menghasilkan wujud nyata dari energi terbarukan.
Semoga aja ke depannya kita bisa segera melaksanakan penggunaan energi terbarukan ini ya agar lingkungan bisa lebih Lestari dan juga harganya lebih murah dibandingkan dengan energi fosil yang digunakan sekarang
Pemanfaatan minyak jelantah sebagai salah satu sumber energi terbarukan merupakan inovasi terbaru. Semoga segera terealisasi dan memudahkan pemanfaatannya bagi masyarakat.
Demi bumi yang lebih baik semoga kedepannya Indonesia dengan sumber energi yang berlimpah bisa menerapkan energi terbarukan
Ternyata, banyak sekali manfaat dari penerapan energi terbarukan. Mulai mengumpulkan minyak jelantah, setidaknya menjadi langkah awal mendukung menciptakan gaya hidup berkelanjutan dan melestarikan energi. Apalagi kalau dalam keseharian masih memanfaatkan minyak goreng untuk memasak.
Energi terbarukan ini sekarang banyak digalakan dan sudah diaplikasikan di perusahaan-perusahaan besar. Salah satunya kita bisa ikut serta dalam pengelolaan minyak jelantah, yang mana nanti akan dibuat eco fuel.
Pemanfaatan energi terbarukan yang tetap ramah lingkungan ini menjadi pilihan tepat, karena pastinya kita ingin agar bumi tetap lestari dan tidak merusaknya
Aku dulu mikirnya, efek rumah kaca tuh beneran karena rumah dan bangunan yang semakin banyak terbuat dari kaca, sehingga panasnya tertahan di bumi. Ternyata efek buruk dari penggunaan energi yang menghasilkan karbon ini bisa meningkatkan panas di dalam bumi dan terperangkap.
Dan efeknya memang jadi terasa beberapa waktu yang lalu yaa..
Climate change yang bikin kita semua merasa semakin kepanasan ketika musim panas dan entah kapan masuk musim penghujan. Alhamdulillah, sekarang uda masuk musim hujan, jadi lebih seger. Tanaman dan pohon kembali menghijau.
Sebenarnya energi terbarukan ini sudah ada di sekitar kita bahkan tanpa kita sadar keberadaan sangat banyak malahn tak terhingga. Namun tetap saja penggunaan energi terbarukan masih minim saja dilakukan. Karena masih belum diberdayakan betul oleh pemerintah, kalau serius dikelola pasti lah polusi dan iklim Indonesia lebih baik yah dari skrg…