#SaveEarth Article

Cara Mengurangi Dampak Deforestasi Perkebunan Kelapa Sawit

Kelapa sawit merupakan tanaman yang kita kenal sebagai bahan dasar minyak goreng, sabun, kosmetik, dan berbagai produk lainnya. Namun, di balik keberhasilannya sebagai komoditas global, ada dampak negatif yang muncul dari industri perkebunan kelapa sawit. Salah satunya adalah deforestasi atau penggundulan hutan. Yuk, kita bahas cara mengurangi dampak deforestasi perkebunan kelapa sawit!

Mengapa Kelapa Sawit Penting?

Mengapa Kelapa Sawit Penting?

Kelapa sawit adalah salah satu tanaman palma yang paling produktif dan efisien dalam menghasilkan minyak nabati. Minyak kelapa sawit digunakan dalam berbagai produk, termasuk makanan, kosmetik, dan bahan bakar biodiesel.

Kelapa sawit memiliki peran penting dalam perekonomian banyak negara, terutama Indonesia dan Malaysia, yang memproduksi sekitar 85% dari total produksi global. Produk kelapa sawit diekspor ke pasar global, dengan India, Uni Eropa, dan Tiongkok menjadi wilayah pengimpor terbesar.[1] 

Tak hanya itu, industri kelapa sawit bernilai sekitar US$ 60 miliar dan menciptakan pekerjaan bagi lebih dari 17 juta orang. Pada tahun 2019-2020, produksi global mencapai 81,1 Mt minyak sawit.[1]  Dengan peran ekonomi yang besar ini, penting untuk memahami dampaknya dan cara untuk mengurangi dampak negatif perkebunan kelapa sawit.

Bagaimana Kelapa Sawit Berkontribusi pada Deforestasi?

Bagaimana Kelapa Sawit Berkontribusi pada Deforestasi?

Berbagai sumber telah menunjukkan bahwa hutan-hutan kita menghilang, dan banyak di antaranya disebabkan oleh perkebunan kelapa sawit. Bayangkan saja, pada tahun 2019, permintaan untuk produk kelapa sawit mencapai 74,6 juta ton, dan perkiraannya akan terus naik sekitar 2,3% hingga tahun 2027.[2] Dampaknya adalah pengambilalihan lahan dan deforestasi untuk membuat tempat bagi perkebunan kelapa sawit, yang menjadi penyebab utama hilangnya hutan hujan kita.

Namun, apakah semua kelapa sawit Indonesia menyebabkan deforestasi? Untungnya tidak. Tidak semua minyak kelapa sawit ikut menyumbang pada deforestasi, dan hal ini cukup menggembirakan. 

Seiring berjalannya waktu, laju deforestasi yang terjadi karena perkebunan kelapa sawit mulai melambat. Ini terjadi berkat berbagai upaya, seperti pengaturan pemerintah, aksi dari LSM lingkungan, penegakan hukum, kesadaran masyarakat, perhatian terhadap etika, serta tanggung jawab produsen dan konsumen yang semakin meningkat. 

Pada tahun 2016, sekitar 17,4% produksi kelapa sawit mengikuti voluntary sustainability standards (VSS) secara global. Meskipun angka ini mungkin terlihat kecil dibandingkan dengan 82,2% yang masih mengikuti metode konvensional, kita harus mengingat bahwa pada tahun 2013, semuanya masih 100% konvensional.[3] Jadi, ini adalah pencapaian yang patut diapresiasi.

Dampak Negatif Deforestasi Perkebunan Kelapa Sawit

dampak alih fungsi hutan menjadi perkebunan kelapa sawit

Memang, kelapa sawit berperan dalam menyaring udara, namun alasan penggundulan hutan hujan hanya untuk itu tentu tidaklah seimbang.

Nah, apa saja  dampak alih fungsi hutan menjadi perkebunan kelapa sawit? Berikut beberapa poin yang harus kamu ketahui:

1. Ancaman Keanekaragaman Hayati

Penebangan ini membahayakan banyak spesies di hutan hujan, menghilangkan rumah mereka. Berdasarkan penelitian tahun 2020, habitat Orangutan Kalimantan menyusut lebih dari sepertiga karena tindakan penebangan dan perkebunan antara tahun 1973 dan 2015. Selain itu, 244 spesies mamalia dan burung juga mengalami pengurangan habitat yang cukup besar dalam penelitian tersebut.[4]

2. Hak Masyarakat Adat

Deforestasi ini mengambil alih tanah masyarakat adat di Asia Tenggara. Mereka yang telah tinggal di sana selama bergenerasi kini terpaksa pindah.

3. Dampak Lingkungan

Penebangan hutan menyebabkan meningkatnya emisi gas rumah kaca. Ditambah lagi, kebiasaan menebang dan membakar hutan menghasilkan asap yang membahayakan.

4. Bencana Alam

Tanpa pepohonan, risiko banjir dan longsor menjadi lebih tinggi. Pohon baru membutuhkan waktu untuk tumbuh dan berfungsi sebagai penahan alami.

5. Kesehatan Tanah Terancam

Tanpa pepohonan, tanah menjadi kurang subur. Pohon menjaga tanah dengan akarnya, mencegahnya dari erosi.

6. Polusi Air

Proses ini juga menyebabkan peningkatan polusi air karena tanah dan kotoran lain masuk ke dalam sumber air kita.

Cara Mengatasi Dampak Negatif Perkebunan Kelapa Sawit

langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mengurangi dampak negatif dari perkebunan kelapa sawit?

Lantas, bagaimana langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mengurangi dampak negatif dari perkebunan kelapa sawit? Simak penjelasannya berikut ini:

1. Mengedepankan Konsep Perkebunan Berkelanjutan

Idealnya, kita bisa mendapatkan minyak kelapa sawit tanpa harus melakukan deforestasi. RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil) hadir dengan tujuan untuk mempromosikan cara yang lebih ramah lingkungan dalam produksi minyak sawit dan mengembalikan kerusakan hutan. 

Hasilnya, beberapa produsen besar seperti Unilever, Colgate-Palmolive, Ferrero, P&G, Pepsico Inc., Nestle, dan lainnya berjanji untuk menggunakan sumber daya yang sepenuhnya berkelanjutan (tanpa deforestasi) pada tahun 2022. 

RSPO Annual Communication of Progress (ACOP) tahun 2019 juga mencatat bahwa sebanyak 100% perusahaan telah beralih ke produk bersertifikat. Namun, ada beberapa kegagalan dalam mencapai komitmen NDPE tahun 2020 (tanpa deforestasi, tanpa lahan gambut, tanpa eksploitasi) oleh beberapa perusahaan besar seperti Bayer (100%), Unilever (99,56%), Colgate-Palmolive (61,95%), dan lainnya. Meskipun begitu, hanya 19% dari seluruh komoditas tersebut yang telah mendapatkan sertifikasi RSPO secara global.[5] Jadi, masih banyak pekerjaan yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan tanpa deforestasi.

2. Mengurangi Emisi Karbon

Mengurangi emisi karbon akibat deforestasi hutan tropis sangat penting untuk membatasi efek perubahan iklim dan menuju target global yaitu tidak melebihi kenaikan suhu 2 derajat C. Emisi akibat deforestasi tropis antara tahun 2001-2013 mencapai 2.270 Gt CO2, sekitar 10% dari total emisi global.[6] Oleh karena itu, banyak pihak kini sadar pentingnya membatasi deforestasi. 

3. Dukungan Kebijakan Pemerintah

Kamu bisa mendorong pemerintah untuk menciptakan kebijakan yang mendukung industri kelapa sawit yang berkelanjutan. Misalnya, hukum yang membatasi konversi hutan menjadi lahan perkebunan, atau insentif untuk perusahaan yang menerapkan praktek berkelanjutan.

New York Declaration on Forests (NYDF) telah ditandatangani oleh lebih dari 180 entitas, termasuk pemerintah dan perusahaan, dengan tujuan mengurangi deforestasi dari produksi komoditas seperti kelapa sawit hingga 50% pada 2020 dan menghentikannya pada 2030. Selain itu, Consumer Goods Forum, dengan lebih dari 400 anggota, juga berkomitmen untuk mengakhiri deforestasi di rantai pasokan mereka pada tahun 2020.[7]

4. Mengurangi Limbah dan Polusi

Perkebunan kelapa sawit juga menghasilkan limbah. Oleh karena itu, metode pengolahan limbah yang tepat perlu diterapkan. Contohnya, limbah organik dapat diolah menjadi kompos, atau gas metan dari limbah bisa dijadikan sumber energi.

5. Rehabilitasi Lahan

Bukan hanya mencegah kerusakan, tapi juga memperbaiki yang sudah rusak. Kamu bisa mendukung program reboisasi dan rehabilitasi lahan yang telah rusak akibat perkebunan kelapa sawit.

6. Pilih Produk Ramah Lingkungan

Kamu sebagai konsumen memiliki kekuatan besar. Pilihlah produk yang ramah lingkungan dan berasal dari perkebunan berkelanjutan. Dengan permintaan pasar yang tinggi untuk produk berkelanjutan, industri akan termotivasi untuk melakukan perubahan.

Dampak deforestasi perkebunan kelapa sawit memang menjadi masalah serius, tapi bukan berarti kita tak bisa berbuat apa-apa. Dengan kesadaran, tekad, dan tindakan nyata, kita bisa bersama-sama mengurangi dampak buruk ini. Ingat, setiap langkah kecil yang kamu lakukan memiliki dampak besar bagi masa depan bumi kita. 

[1] https://cabiagbio.biomedcentral.com/articles/10.1186/s43170-021-00058-3 

[2] https://www.grandviewresearch.com/industry-analysis/palm-oil-market 

[3] https://www.iisd.org/system/files/publications/ssi-global-market-report-palm-oil.pdf 

[4] https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/ffgc.2020.00053/full 

[5] https://rspo.org/as-an-organisation/membership/acop/ 

[6] https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5021154/ 

[7] https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4963098/ 

dilabahar

I’m Dila Bahar. Working as a journalist, editor and freelance writer. Magister Communication Science at UGM.

Yuk, baca ini juga!

14 Komentar

  1. Pada akhirnya, memang konsumen pun butuh banyak bergerak dengan memilih produk yang punya napas sesuai dengan tujuan dalam penjagaan akan kelestarian lingkungan. Tentu saja sebab penggunaan produk olahan dari kelapa sawit kan banyak sekali, bukan hanya minyak goreng saja.

  2. Kelapa sawit, salah satu komoditas holtikultura dari Indonesia yang cukup tempat di neraca perdagangan. Saat ini berbagai produk olahan kelapa sawit bisa diperoleh di pasaran. Hanya saja perkebunan kelapa sawit perlu dikelola dgn baik jangan sampai menimbulkan dampak bagi lingkungan terkait pembukaan lahan-lahannya utk ekspansi.

  3. Kelapa sawit menggeser ekosistim alami hutan, menghilangkan keanekaragaman struktur tanah hutan yang sebelumnya heterogen.

  4. Banyak hal positif dan juga negatif dari perkebunan kelapa sawit yang sadar tak sadar berdampak pada kehidupan kita. Akhirnya kita pun sebagai konsumen harus sangat bijak dalam menyikapi dan juga menggunakan produk-produk hasilnya

  5. Dampaknya pasti ke habitat orang utan dan spesies yang tinggal di sana karena merupakan rumah mereka. Kita juga bisa mengatasinya dimulai dari memilih produk yang ramah lingkungan dan lebih bijak lagi dalam menggunakan produk yang bisa berdampak pada lingkungan.

  6. Selalu ada dampak positif dan negatifnya ya. Menurut saya perlu adanya kebijakan dan aturan yang lebih ketat terkait pembukaan lahan utk kelapa sawit. Selain itu implementasi dari aturan tersebut harus dijalankan sebaik mungkin

  7. Perkebunan kelapa sawit ini tentu banyak menguntungkan masyarakat karena dapat menghasilkan kebutuhan manusia. Namun dampak negatifnya juga ada seperti yang dijabarkan di atas. Kebijakan tegas dan pengelolaan yang lebih peduli alam ini wajib, supaya keseimbangan alam dan manusia tetap terjaga dan ekosistem alam pun membaik.

  8. Terima kasih kak untuk artikelnya sangat edukatif sekali terkait isu ekologi. Akhir-akhir ini sering nemu artikel yang bahas isu lingkungan. Ini pertanda di era sekarng dengan segala kemudahan akses informasi, isu lingkungan menjadi salah satu prioritas.

  9. Gimana, ya? Selalu ada manfaat dan kerugiannya. Kita butuh minyak goreng dari kelapa sawit. Mungkin beserta produk turunannya. Idealnya sih, patut diperhatikan cara penanamannya saja agar tak mengganggu ekosistem.

  10. Kesehatan tanah terancam, ini aku pernah diterangin temanku pas kami jalan-jalan blusukan di Bintan. Dia bilang efek perkebunan sawit sebetulnya bisa bikin tanah yang asalnya subur jadi berkurang. Belum lagi urusan pwnyerapan air tanah. Jadilah di daerah Bintan terkadang sering kejadian banjir. Padahal areanya perbukitan. Air tanah nggak terserap dengan baik dan akhirnya gampang muncul ke permukaan. Jadi banjirnya itu dari dalam tanah.

  11. Gusti Afriansyah menulis:

    Disisi lain, kelapa sawit sangat dibutuhkan. Namun semua ada positif dan negatifnya, gimana pemerintah untuk menanggulanginya supaya hal positifnya lebih banyak

  12. Dampak negatif adanya perkebunan kelapa sawit ini cukup signifikan ya. Tindakan dan prosedur sangat perlu dikonsistenkan baik oleh pengelola hingga customer agar dapat mencegah keburukan terjadi

  13. Memang selalu ada dua sisi dari hadirnya pekebunan kelapa sawit ini. Sisi pertama adalah terbukanya lapangan pekerjaan tetapi sisi lainnya adalah lahan gambut semakin berkurang dengan dalih “alih fungsi lahan”

  14. Kelapa sawit sekarang sudah lumayan lebih mahal dibandingkan dulu, apalagi sekarang pengelolaannya sudah cukup baik, tapi harus selalu dikontrol terus agr dampak negatifnya tidak terasa sekali

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *