Article

Memahami Dunia Cybersecurity dan Pentingnya Perlindungan Data

Di era di mana dunia maya menjadi semakin terjalin dengan kehidupan kita sehari-hari, perbincangan tentang cybersecurity dan perlindungan data telah menjadi semakin penting. Di tengah lautan informasi yang mengalir bebas, ada tantangan baru yang mengintai: serangan siber yang merajalela, ancaman peretasan, dan risiko data pribadi yang terancam. Untuk mengawali artikel ini, mari kita mulai dengan sebuah cerita.

Bayangan di Cyberland, Perang Digital Melawan Ancaman Tak Kasat Mata

Di sebuah kota bernama Cyberland, setiap sudut jalan dibanjiri cahaya dari layar-layar yang menyala. Penduduk kota, dari tua hingga muda, hidup dalam kehidupan digital yang serba cepat. Mereka berkomunikasi, bekerja, bermain, dan bahkan jatuh cinta di dunia maya. Namun, tidak semua yang berkilau itu emas. Di balik gemerlap layar dan kode-kode biner, ada bayangan yang mengintai.

Elsa, seorang jurnalis muda yang cerdik, selalu waspada terhadap pesan-pesan email yang masuk. Ia pernah mendengar kisah tentang perampok digital, yang dikenal dengan sebutan hacker, yang mencoba mencuri surat-surat penting dari kotak masuk seseorang. Tetapi, kisah-kisah itu hanya puncak gunung es.

Suatu hari, temannya, Leo, tanpa sengaja mengklik tautan dalam sebuah pesan yang tampaknya dari banknya. Tak lama kemudian, komputer Leo terkunci, dan muncul pesan ancaman meminta tebusan agar data-data Leo kembali seperti semula. Leo menjadi korban dari monster digital yang dikenal sebagai ‘Ransomware’.

Namun, ancaman di Cyberland tidak berhenti di sana. Ada musuh lain yang lebih licik dan tak kasat mata. Virus dan malware, yang seperti hantu, bersembunyi di balik aplikasi dan situs web, menunggu kesempatan untuk menginfeksi dan mengambil alih perangkat. Mereka bekerja dengan diam-diam, mengumpulkan informasi, mengganggu kinerja, dan kadang-kadang merusak data.

Elsa menyadari bahwa ancaman siber bukan hanya soal hacker yang ingin mengintip email. Ini adalah tentang pertarungan di dunia maya antara kebaikan dan kejahatan. Setiap klik, setiap unduhan, dan setiap kata sandi bisa menjadi pintu masuk bagi makhluk-makhluk digital yang berbahaya tersebut. Dan pertempuran untuk melindungi kerahasiaan, ketersediaan, dan integritas data di Cyberland adalah perang yang tak pernah berakhir.

Dengan pena di tangan dan semangat yang membara, Elsa memutuskan untuk menyebarkan kesadaran tentang ancaman-ancaman ini, agar penduduk Cyberland selalu waspada dan siap melawan bayangan yang mengintai di balik layar mereka.

Kenapa Cybersecurity Penting?

Semua yang kita kerjakan saat ini terasa seperti ditenun oleh benang-benang kode. Dari transaksi perbankan hingga layanan kesehatan, dari komunikasi pribadi hingga operasi bisnis yang kompleks, kita telah memberikan banyak informasi sensitif dan pribadi ke dalam dunia maya. Dengan begitu banyaknya data yang disimpan dan diproses secara digital, melindungi integritas dan kerahasiaan informasi ini menjadi lebih penting daripada sebelumnya.

Kehilangan data bukan lagi sekadar masalah kehilangan catatan atau dokumen. Melainkan ini adalah potensi bencana finansial yang dapat merusak individu, bisnis, dan bahkan masyarakat luas. Sebuah serangan siber atau pelanggaran data yang sukses dapat merusak reputasi bisnis, merugikan kepercayaan pelanggan, dan menyebabkan kerugian finansial yang serius.

Reputasi, yang mungkin telah dibangun selama bertahun-tahun dengan susah payah, dapat hancur dalam hitungan jam akibat sebuah serangan siber. Konsumen yang merasa bahwa informasi pribadi mereka tidak aman mungkin akan mencari alternatif yang lebih andal, berpotensi menggoyahkan pondasi bisnis kita.

Namun, kerugian finansial dan kerugian reputasi mungkin hanya bagian dari masalah yang lebih besar. Dalam dunia yang semakin terhubung, serangan siber yang canggih juga dapat mengancam keamanan fisik individu. Dengan mencuri informasi pribadi, pelaku dapat memperoleh akses ke tempat tinggal, rencana perjalanan, atau bahkan akun-akun penting yang dapat digunakan untuk tujuan kriminal.

Dalam banyak kasus, data yang telah dicuri dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan memanipulasi individu. Identitas kita, yang disusun dari sejumlah besar informasi yang kita bagikan secara online, dapat diambil alih dan disalahgunakan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami bahwa perlindungan data dan keamanan siber bukanlah hanya tentang mengamankan dunia maya, tetapi juga tentang melindungi dunia nyata tempat kita hidup. Jadi, mengapa cybersecurity penting? Jawabannya meluas dari perlindungan informasi pribadi hingga keamanan finansial dan bahkan keselamatan fisik individu[1]

Membongkar Teknik-Teknik Serangan Cyber

Tidak seperti dunia nyata yang bisa kita lihat dengan mata telanjang, dunia siber adalah medan pertempuran yang tersembunyi dari pandangan biasa. Di balik layar komputer dan jaringan, ada taktik dan trik yang digunakan oleh para pelaku siber untuk merampas informasi, mengguncang fondasi bisnis, dan mengusik kedamaian. Mari kita merenung dan mengungkap teknik-teknik yang digunakan dalam serangan cyber.

1. Phishing: Manisnya Umpan dalam Jerat Kejahatan Digital

Phishing adalah teknik serangan siber yang menjebak korban dengan umpan palsu, seperti umpan yang digunakan untuk menarik ikan dalam pancing. Dalam dunia digital, pelaku berperan sebagai pihak yang sah, sering kali berpura-pura menjadi perusahaan atau organisasi terkemuka.

Mereka merancang pesan atau situs web yang tampak autentik, berusaha meyakinkan korban untuk memberikan informasi sensitif seperti kata sandi, nomor kartu kredit, atau informasi identitas pribadi lainnya.

Mengapa metode ini begitu efektif? Phishing bermain dengan naluri manusia untuk membantu. Dalam kerumunan surat masuk yang berisi undangan, penawaran, dan berita, pesan yang tampak berasal dari bank kita atau platform e-commerce favorit kita bisa saja terlewatkan. Namun, serangan phishing memanfaatkan keinginan kita untuk merespons pesan-pesan penting, menjadikan umpan palsu itu menggoda.

Mari kita lihat data berikut ini!

Menurut data dari Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri yang dilansir dari katadata, Indonesia mengalami 5.579 insiden phising selama kuartal II-2022. Angka ini menunjukkan kenaikan signifikan sebesar 41,52% dibandingkan dengan kuartal I-2022 yang mencatat 3.942 insiden. Lembaga keuangan menjadi target utama serangan phising dengan proporsi 41%. Kemudian, e-commerce dan media sosial menjadi target berikutnya dengan persentase sebesar 32% dan 21% masing-masing. Sedangkan, serangan terhadap game online dan akun kripto hanya mencapai 6%.

Salah satu penyebab meningkatnya laporan adalah kurangnya kesadaran publik terhadap ancaman phising. Selain itu, pelaku kini dapat menggunakan berbagai nama domain, yang menyebabkan bertambahnya laporan [2]

Persentase Sebaran Serangan Phising di Indonesia Berdasarkan Sektor (Kuartal II-2022)
Lembaga Keuangan 41%
E-Commerce 32%
Media Sosial 21%
Game Online dan Kripto 6%
0
Kasus Phising di Indonesia selama kuartal II-2022

2. Ransomware: Saat Data Dijadikan Sandera

Ransomware, seperti namanya, adalah bentuk serangan siber yang membebankan tebusan kepada para korban. Ini adalah bentuk penyanderaan digital, di mana pelaku memasuki sistem korban dan mengenkripsi data dengan kunci yang hanya diketahui oleh mereka. Mereka kemudian menuntut tebusan, seringkali dalam bentuk mata uang kripto yang sulit dilacak, sebagai syarat untuk mendekripsi data.

Ini lebih dari sekadar ancaman pada data. Ransomware dapat menghancurkan bisnis dan kehidupan individu. Pada skala besar, serangan seperti ini dapat mengguncang sektor-sektor penting seperti layanan kesehatan dan infrastruktur. Dengan memanfaatkan data sebagai tawanan, pelaku merampas kontrol dan mengendalikan korban dengan uang sebagai alat tekanan.

Misalnya, pernah ada serangan ke sistem pipa di Amerika yang bikin saluran bahan bakar jadi berhenti. Hal ini membuat Amerika makin waspada dan membuat tim khusus untuk mengawasi dan memberi saran agar kejadian serupa tak terulang.

Ada juga virus NotPetya tahun 2017 yang ruginya mencapai 10 miliar dolar AS! Ini terjadi karena virusnya bisa masuk lewat celah di sistem komputer windows dan dengan cepat menyebar ke mana-mana. Tahun yang sama, ada juga virus WannaCry yang membuat data komputer orang jadi ‘tertawan’ kecuali mereka membayar menggunakan Bitcoin. Salah satu korban terbesarnya adalah rumah sakit di Inggris. Bayangkan, ambulans tidak bisa masuk rumah sakit karena sistemnya error dan banyak janji dokter yang batal karena sistemnya down[1].

Negara-negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, kerap menjadi sasaran serangan ransomware. Faktanya, Indonesia menduduki posisi pertama sebagai negara dengan insiden ransomware terbesar di kawasan ini. Berdasarkan laporan Interpol Cyber Assessment Report 2021, sekitar 2,7 juta insiden ransomware dilaporkan di Asia Tenggara antara Januari hingga September 2020. Dari total tersebut, Indonesia mencatatkan 1,3 juta kasus, menjadi negara dengan serangan tertinggi.

Selanjutnya, Vietnam mengalami 886.784 insiden, disusul Thailand dengan 192.652 kasus dan Filipina dengan 137.366 kasus. Malaysia, Laos, Myanmar, Kamboja, dan Singapura juga masuk dalam daftar negara yang terkena dampak, dengan Malaysia mencatatkan 136.636 kasus, Laos 25.093 kasus, Myanmar 20.219 kasus, Kamboja 7.353 kasus, dan Singapura 6.118 kasus. Sedangkan, Brunei Darussalam, dengan hanya 257 kasus antara Januari hingga September 2020, merupakan negara dengan insiden ransomware terendah di Asia Tenggara [3].

0
Indonesia
0
Vietnam
0
Thailand
0
Filipina

3. Man-in-the-Middle (MitM) Attacks: Mata-mata Digital yang Mengintai

Menginjak ke dunia digital, kita sering mendengar berbagai istilah dan ancaman yang mengintai di balik setiap klik dan ketukan jari. Salah satunya adalah Man-in-the-Middle (MitM) Attacks. Namun, tahukah kamu apa sebenarnya MitM itu?

MitM adalah teknik serangan yang penuh dengan tipu daya. Dalam jenis serangan ini, pelaku tidak hanya mengincar satu pihak, tetapi menyelinap di antara dua pihak yang berkomunikasi. Ini berarti pelaku dapat mengakses pesan dan informasi yang ditukar antara dua belah pihak tanpa sepengetahuan mereka.

Lebih dari sekadar memahami namanya, kita harus memahami cara kerjanya agar kita bisa berjaga-jaga dan terhindar dari jeratannya. Ada dua tahapan yang dilakukan dalam MitM ini.

Penangkapan (Interception)

Sebagai langkah awal dalam strategi penyerangan MitM, ‘Interception’ atau penangkapan memainkan peran penting. Di sini, pelaku menjadi semacam ‘perantara gelap’ di antara pengguna dan sumber informasi yang sebenarnya. Pelaku memodifikasi jaringan, menciptakan ilusi keamanan untuk korban.

Salah satu trik paling populer dalam tahap ini adalah menciptakan hotspot WiFi palsu. Seperti seekor laba-laba yang membuat jaring untuk menangkap mangsa, pelaku mendesain hotspot dengan nama yang serupa dengan sumber WiFi terpercaya. Bagi korban yang tidak curiga, mereka mungkin merasa aman terhubung dengan WiFi ini. Namun, sesungguhnya, setiap tindakan digital mereka sedang diamati oleh mata yang tidak terlihat [4].

Penyadapan (Decryption)

Setelah berhasil menangkap korban dalam jaringannya, tahap berikutnya adalah ‘Decryption’. Di tahapan ini, pelakuu mendekripsi lalu lintas data yang seharusnya aman, seperti lalu lintas SSL. Tanpa sepengetahuan korban, semua informasi yang dikirim dan diterima oleh mereka dapat diakses dan dibaca oleh sang pelaku.

Bayangkan saat kamu memasukkan kata sandi atau melakukan transaksi online, semua informasi sensitif itu disadap, dimodifikasi, atau bahkan dicuri. Pelaku memiliki kemampuan untuk memata-matai, memodifikasi, atau bahkan menghentikan komunikasi antara korban dan sumber aslinya.

Dengan memahami kedua tahap ini, kita bukan hanya mengetahui bagaimana serangan MitM bekerja, tetapi juga bisa mengantisipasi dan melindungi diri dari potensi ancaman. Ingatlah selalu untuk berhati-hati dengan jaringan yang kita gunakan dan selalu update pengetahuan kita tentang keamanan siber.

Dalam dunia cyber yang penuh teka-teki ini, setiap pelaku adalah pemeran dalam drama digital yang kompleks. Teknik-teknik ini adalah senjata mereka dalam perang tanpa batas. Namun, dengan pengetahuan dan kesadaran, kita bisa menjadi penonton cerdas yang dapat membongkar trik mereka.

Cara Sederhana Mencegah Serangan Cyber

Kata sandi adalah kunci utama untuk melindungi akses ke informasi pribadi kita. Meskipun teknologi keamanan canggih dan alat perlindungan yang kompleks telah menjadi norma, seringkali yang paling penting adalah langkah-langkah dasar yang kita ambil untuk memastikan bahwa tembok pertahanan kita kokoh dan tak terlihat.  Inilah yang disebut sebagai dasar-dasar perlindungan data, dan meskipun tampak sederhana, dampaknya sangat besar.

  1. Buat Kata Sandi yang Kuat

Bayangkan kata sandi sebagai kunci pintu bagi dunia digital kita. Namun, bukan kunci sembarangan, melainkan kunci yang harus tahan terhadap usaha-usaha meretas yang terus-menerus. Ini adalah kunci yang seharusnya tidak mudah ditebak oleh orang lain. Kata sandi yang kuat adalah kombinasi huruf besar dan kecil, angka, dan simbol yang tidak memiliki kaitan langsung dengan informasi pribadi kita seperti tanggal lahir atau nama hewan peliharaan.

  1. Rutin Mengganti Kata Sandi

Memiliki kunci pintu yang kuat tidak cukup jika kita tidak menggantinya secara berkala. Dalam perangkat digital, kata sandi yang sama selama bertahun-tahun sama artinya dengan memberikan kunci  kita kepada pelaku yang gigih. Rutin mengganti kata sandi kita adalah langkah sederhana namun efektif untuk mencegah potensi penyusupan.

  1. Jangan Gunakan Kata Sandi yang Sama di Berbagai Platform

Apakah kamu menggunakan kata sandi yang sama untuk berbagai layanan online? Ini adalah praktik yang berisiko. Coba bayangkan jika kunci pintu kamu sama untuk rumah, mobil, dan brankas pribadi. Jika satu kunci hilang, semua yang kamu miliki dapat diakses. Demikian juga, jika salah satu akun kamu diretas, risiko untuk akun lainnya juga meningkat.

  1. Verifikasi Dua Langkah

Verifikasi dua langkah adalah lapisan tambahan keamanan yang dapat memberikan perlindungan ekstra untuk akun kita Selain memasukkan kata sandi, kita juga harus memberikan kode yang dikirimkan ke perangkat kita. Ini berarti bahwa bahkan jika seseorang mencuri kata sandi kita, mereka tidak dapat masuk ke akun kita tanpa akses fisik ke perangkat kita.

  1. Keamanan Email

Email sering kali menjadi pintu masuk ke banyak layanan online. Oleh karena itu, memastikan keamanan email adalah kunci untuk menjaga keamanan seluruh ekosistem digital kita. Pastikan kata sandi untuk akun email sangat kuat dan selalu siaga terhadap email palsu atau tautan mencurigakan.

  1. Mengamankan Perangkat 

Kita sering lupa bahwa perangkat fisik juga perlu perlindungan. Jika seseorang mendapatkan akses ke perangkat kita, mereka dapat dengan mudah mengakses data kita. Pastikan perangkat kita memiliki kata sandi atau sidik jari yang diperlukan untuk membuka layar.

  1. Pembaruan Keamanan

Perangkat lunak yang tidak diperbarui dapat menjadi pintu masuk bagi pelaku. Saat perusahaan menemukan celah keamanan baru, mereka sering merilis pembaruan untuk memperbaikinya. Pastikan perangkat lunak kita selalu diperbarui untuk menghindari risiko dari celah-celah yang sudah ditemukan.

Jika dunia digital adalah benteng, maka dasar-dasar perlindungan data adalah tembok pertahanan yang pertama. Tanpa dasar yang kuat, lapisan-lapisan perlindungan yang lebih canggih akan berdiri lemah. Dengan mengamalkan praktik keamanan sederhana ini, kita dapat membangun fondasi yang kokoh untuk menjaga informasi pribadi dan identitas digital kita dari ancaman siber yang selalu merajalela. Sebuah langkah kecil, tetapi dampaknya sangat besar.

Mari Lindungi Perjalanan Kita di Dunia Digital

Dalam pertarungan melawan ancaman siber yang terus berkembang, teknologi perlindungan menjadi tongkat yang dapat kita andalkan. Dari firewall yang mengamankan akses hingga analisis tingkat lanjut yang mendeteksi ancaman tak terlihat, kita memiliki alat yang efektif untuk menjaga informasi kita. Namun, seiring dengan alat-alat ini, pendidikan dan kesadaran akan pentingnya keamanan siber juga menjadi senjata penting dalam pertempuran ini. Dengan teknologi yang canggih dan kewaspadaan yang tinggi, kita dapat menghadapi setiap serangan siber dengan kepercayaan diri.

Mari kita kembali ke cerita Elsa. Seiring dengan berjalannya waktu, Elsa menyadari bahwa pertempuran ini belum berakhir. Ancaman siber terus berkembang, dan para pelaku semakin cerdik dalam menemukan celah-celah di dalam sistem pertahanan. Namun, ia juga melihat harapan. Semakin banyak individu dan perusahaan yang sadar akan pentingnya cybersecurity. Semakin banyak ahli keamanan siber yang bergabung dalam pertempuran ini.

Elsa kini bekerja sebagai seorang penyuluh keamanan siber, mengunjungi sekolah-sekolah dan perusahaan-perusahaan untuk memberitahu mereka tentang risiko dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk melindungi diri dari ancaman siber. “Ini adalah perjalanan yang harus kita lalui bersama,” katanya, sambil melihat ke arah langit yang dipenuhi dengan lampu-lampu gemerlap dari layar-layar di Cyberland.

Dunia maya, seperti dunia nyata, memiliki bayangan yang mengintai. Ancaman siber adalah monster yang dapat merusak kehidupan kita jika kita tidak berhati-hati. Dalam perjalanan menuju dunia digital yang semakin maju, penting bagi kita untuk selalu waspada dan menjaga data pribadi kita dengan hati-hati. Elsa, dengan semangat juangnya, mengingatkan kita bahwa meskipun perjalanan ini penuh dengan rintangan, kita memiliki kekuatan untuk melindungi diri kita sendiri dan melawan makhluk-makhluk digital yang ingin menghancurkan apa yang kita bangun.

Edukasi dan Kesadaran: Pondasi Perlindungan Siber yang Kuat di Era Modern

Dalam lautan digital yang semakin kompleks, perlindungan data dan informasi pribadi menjadi hal yang krusial. Meskipun kita memiliki teknologi canggih untuk melawan ancaman siber, kesadaran dan edukasi tetap menjadi dua pilar utama dalam menjaga diri kita dari bahaya di dunia maya. 

Pada kenyataannya, teknologi hanya sebagus pengguna di belakangnya. Tanpa pemahaman yang memadai tentang ancaman siber dan praktik keamanan yang baik, kita tetap terbuka bagi serangan. Inilah mengapa edukasi menjadi pondasi yang sangat penting dalam membangun pertahanan siber yang kokoh.

Membangun Pertahanan dari Diri Sendiri

Setiap individu memiliki peran penting dalam mengamankan diri sendiri di dunia digital yang semakin kompleks ini. Edukasi tentang ancaman-ancaman yang ada, seperti serangan phising, malware, ransomware, dan lain-lain, memberikan wawasan tentang bagaimana para pelaku dapat meretas sistem dan mencuri data kita.

Dengan pengetahuan ini, kita dapat mengenali tanda-tanda bahaya dan menghindari jebakan yang mungkin diletakkan di depan kita. Praktik keamanan yang baik, seperti penggunaan kata sandi yang kuat, verifikasi dua langkah, dan memperbarui perangkat secara rutin, menjadi langkah-langkah penting yang dapat mengurangi risiko terhadap serangan siber.

Peran Lembaga Pendidikan Tinggi dalam Mendorong Kesadaran

Telkom University, yang dikenal sebagai lembaga pendidikan tinggi berkualitas internasional, muncul sebagai garda terdepan dalam mengedukasi masyarakat mengenai ancaman siber dan praktik keamanan yang tepat. Melalui program-program edukasi dan pelatihan yang komprehensif, universitas ini berkomitmen untuk membekali para mahasiswa dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan keamanan siber.

Apalagi, Telkom University memiliki jurusan yang berfokus di bidang Teknologi Informasi  yang secara khusus mempelajari ranah Internet of Things (IoT) dan Cybersecurity. Mereka juga tidak hanya menyelenggarakan pendidikan tinggi, tetapi juga melaksanakan penelitian yang berkontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang tersebut. Hasil penelitian mereka tidak hanya berdampak di tingkat nasional, tetapi juga dipublikasikan secara internasional [5].

Dengan mengintegrasikan materi cybersecurity dan perlindungan data pribadi ke dalam kurikulum, Telkom University membantu menciptakan generasi yang cerdas dalam menggunakan teknologi dan tangguh dalam menghadapi ancaman siber. Langkah ini tidak hanya melindungi individu, tetapi juga mendorong budaya keamanan siber yang lebih luas di masyarakat. “Ayo #RaihMasaDepanmu bersama Telkom University!”

Referensi:

[1] Cyber risk and cybersecurity: a systematic review of data availability. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8853293/ 

[2] Ada 5 Ribu Serangan Phising Terjadi di RI pada Kuartal II-2022, Ini Lembaga yang Paling Banyak Diincar. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/08/23/ada-5-ribu-serangan-phising-terjadi-di-ri-pada-kuartal-ii-2022-ini-lembaga-yang-paling-banyak-diincar

[3] Indonesia Alami Kasus Serangan Ransomware Terbanyak di Asia Tenggara. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/06/08/indonesia-alami-kasus-serangan-ransomware-terbanyak-di-asia-tenggara.

[4] MITM ATTACK: KENALI BAHAYA CYBERSECURITY JENIS INI! https://r17.co.id/insight/article/mitm-attack-kenali-bahaya-cybersecurity-jenis-ini

[5] https://telkomuniversity.ac.id/s1-teknologi-informasi/

dilabahar

I’m Dila Bahar. Working as a journalist, editor and freelance writer. Magister Communication Science at UGM.

Yuk, baca ini juga!

19 Komentar

  1. Saat ini, rasanya hampir tak ada rahasia deh. Privacy menjadi sebuah keniscayaan. Hampir semua sendi kehidupan terpapar digital yang memudahkan orang untuk kepo, masuk bahkan kadang ikut campur pada urusan pribadi orang lain. Makanya perlindungan data sangat penting, jangan sampai menyesal kemudian

  2. Alhamdulillah, saya sudah menerapkan cyber security seperti poin-poin diatas. Tapi teknologi setiap detiknya selalu berkembang dan mencari celah dari keteledoran kita. Maka kita pun harus siap siaga dengan terus update info” terbaru. Dan artikel ini salah satunya untuk meningkatkan awareness dalam keamanan data kita.

  3. Baca tulisan ini jadi mau buru-buru ganti password. Karena paling males ganti password. Makasih ya mbak sudah diingatkan

  4. alhamdulillah saya sudah menerapkan tips yang ada di atas, termasuk selalu update aplikasi jika ada notifikasi atau anjuran yang muncul untuk segera melakukan update..
    Tapi di sisi lain, hal ini membawa dampak bahwa pengguna harus menyediakan / membeli gadget dengan kapasitas RAM dan ROM yang besar, agar tetap terus bisa update (keamanan) aplikasi..
    Jika kebetulan gadget tidak memiliki kapasitas RAM dan ROm yang cukup, maka siap2 untuk “lem biru”..hehe..

  5. Merasakan pentingnya keamanan ini saat facebook aku berhasil diretas oleh orang lain. Akhir-akhir ini juga banyak akun yang minta reset password. Jadi lebih protect lagi dan sering ganti kata sandi. Bahaya banget dampaknya, akun kita bisa disalahgunakan oleh orang lain.

  6. Kalau melihat informasi yang bertebaran dimana mana tentang perlindungan data, beneran bikin takut sih. Sepertinya banyak orang yang datanya bisa disalahgunakan. Kita mesti waspada dan harus bisa melindungi dengan sebaik mungkin sih

  7. waduh, kalo rutin mengganti sandi ini aku agak susah sih. karena aku gampang lupa. tp emang zaman sekarang kita harus bisa protek semua data sih. hacker makin canggih soalnya serem

  8. Ah bener banget, serangan cyber tuh ngeri sih. Apalagi sekarang semua serba online kan ya. Mau masuk ke rekening bank aja pake password, email, no hp, kalau ga dijaga bener, kebobolan pasti. Apalagi kalau udh kebobolan data KTP, lebih ngeri :’)

  9. Aduh, miris sekali baca data kasus pembobolan data di Indo, karena memang pengguna internetnya melebihi jumah penduduk sih ya, haha.. Itulah kenapa kita kudu kenal sama macem-macem serangan cyber, trus betapa pentingnya perlindungan data pribadi.

  10. Ini fakta yang sempat membuat bulu kuduk berdiri. Serangan siber dalam sekejap dapat merusak reputasi bisnis, kepercayaan pelanggan, dan bahkan mengancam keamanan fisik individu. Penting sekali memahami cara preventif seperti dalam artikel ini, terima kasih!

  11. Orang terdekat saya kena phishing dengan jumlah yang luar biasa besar. Dia ceroboh saat membuka link dari WA yg isi pesannya soal paket yang sudah sampai. Hanya karena ceroboh ngeklik 1 link saja benar2 fatal jadinya. Serem banget canggihnya teknologi ini, kriminalnya juga makin canggih

  12. harus lebih aware dalam setiap langkah terlebih dunia maya gini ya.
    saya tuh paling sering ganti password, alasan utamanya karena seringnya lupa tapi bisa jadi salah satu cara melindungi akun dan data.

  13. Mengerikan banget emang kalau kena kejahatan cyber, Kak. Phising bisa bikin pusing, scammer ada di mana-mana kita mesti waspada. Bener banget tuh, kudu ganti password secara rutin–tapi seringnya malah pusing mau ganti apalagi dan ujung-ujungnya malah lupa wkwkw.
    Nah selama ini kebantu banget ma verifikasi dua langkah. Biar data aman, setidaknya akun tdk dibobol apalagi email yang ngelink ke banyak data personal sampai perbankan.

  14. Rajin ganti password ini sepenting itu ya, aku sendiri kdg males krn perlu mengingat lagi padahal mah bisa saja dicatat 🙂 kalau aku pribadi tak melewatkan verifikasi dua langkah, udah sering soalnya melihat akun2 di medsos bukan cuma kena suspen tp bahkan hilang, sayang bgt kan kalau begitu

  15. Semakin maju teknologi, maka semakin maju juga pola untuk membobol suatu sistem. Saya jadi makin percaya dengan ucapan bahwa tidak ada sistem yang aman. Tapi memastikan bahwa sistem yang dimiliki sulit untuk dibobol adalah kewajiban

  16. Gimana ya, kejahatan dunia maya ini memang benar-benar meresahkan, apalagi buat kami yg kurang paham teknologi ginian. Duh, semoga saja kita semua terhindar dari berbagai jenis kejahatan.

  17. yang sedang trend ini sekarang hacker atau pishing itu ya. Kalau nggak hati-hati bener,memang bikin kita nangis berdarah-darah. Btw, kemarin anakku nyoba mendaftakan kuliah di Telkom University leat jalur beasiswa, tapi belum rezeki

  18. Wahhh harus ekstra hati-hati banget ya kak, karena kejahatan digital ini dimana-mana dan kapanpun bisa saja terjadi. Kita juga harus lebih peka terhadap penipuan-penipuan yang berseliweran di merdia sosial serta platform digital lain agar bisa terhindar dari tindakan kejahatan yang dilakukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

  19. Minimal harus ISO 27001 sih kalau untuk perusahaan supaya aman. Thx Mba Dila Dahar Artikelnya bermanfaat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *