Pernah mendengar tentang law of attraction? Sebenarnya, saya juga baru tahu istilah Law of Attraction belum lama ini. Namun, pemahaman konsep berpikir positif sudah sejak lama saya terapkan. Bahwa ketika seseorang berpikir positif, maka hal-hal positif juga akan datang kepada kita. Begitu pula sebaliknya.
Percaya atau tidak, hidup kita saat ini dipengaruhi oleh kekuatan universal yang kita sebut sebagai Law of Attraction atau Hukum Tarik Menarik. Sama seperti hukum gravitasi yang sering kita alami terjadi dalam kehidupan sehari-hari kita, kekuatan Law of Attraction bahkan lebih besar dari yang kita bayangkan. Sayangnya, banyak orang yang tidak menyadari kekuatan hukum ini.
Tapi, pada saat kita sudah menyadarinya, kita bisa belajar cara menggunakannya agar kehidupan kita menjadi lebih baik. Dan ketika kita tahu bagaimana menggunakan Law of Attraction, kita bisa mengarahkan pikiran dan tindakan kita sehingga bisa lebih mudah mendapatkan hal-hal yang kita inginkan.
Menarik, bukan? Apakah kamu termasuk orang yang percaya atau tidak percaya sama sekali tentang keberadaan hukum ini?
Apapun itu, yuk simak dulu penjelasannya secara detail pada artikel berikut ini.
Apa itu Law of Attraction?
Law of Attraction adalah konsep yang menyatakan bahwa pikiran dan energi positif atau negatif yang kita pancarkan akan saling tarik menarik pengalaman atau kejadian yang sejalan dengan energi tersebut. Dalam konteks ini, pikiran dianggap memiliki kekuatan untuk menciptakan realitas seseorang.
Misalnya, ketika kita memikirkan banyak hal baik yang terjadi dalam hidup kita, kita cenderung mendatangkan lebih banyak kebahagiaan. Sebaliknya, jika kita terlalu fokus pada hal-hal yang kurang baik dan hanya memikirkan kekurangan dalam hidup, akhirnya kita bisa mendatangkan hal-hal yang kurang menyenangkan.
Intinya, apa yang kita pikirkan dan fokuskan secara terus-menerus dapat mempengaruhi apa yang kita alami dalam hidup. Loh, kok bisa? Ini seperti gagasan tentang hukum karma. Seseorang akan menuai apa yang ia tanam, atau apa yang ia berikan, akan kembali kepadanya.
“Energi, sikap, tindakan, dan emosi yang kita pancarkan ke dunia lebih mungkin menarik energi, sikap, tindakan, getaran, dan emosi yang serupa atau beresonansi,” kata James Michael Nolan, Ph.D., seorang psikolog berlisensi, pelatih Law of Attraction, dan mantan presiden Southwestern College di Santa Fe, New Mexico.
Bagaimana Law of Attraction Bekerja Menurut Sains?
Mari kita pelajari bagaimana proses law of attraction bekerja menurut sains.
Rumus Relativitas Einstein
Menurut Christy Whitman, seorang pelatih Law of Attraction di Scottsdale, law of attraction berasal dari prinsip bahwa sesuatu yang mirip akan menarik sesuatu yang sejenis.
Masih ingat tentang rumus relativitas einstein E = mc2? Kalau sudah lupa, saya ingatkan kembali. Jadi, ini adalah rumus yang menjelaskan bahwa ada keterkaitan antara energi dan massa. Secara lebih rinci, rumus ini menyatakan bahwa energi (E) sama dengan massa (m) dikalikan dengan kecepatan cahaya (c) yang sekitar 300.000 kilometer per detik. Ini mengandung makna, yaitu bahwa sejumlah kecil massa dapat diubah menjadi energi yang sangat besar, dan sebaliknya.
Oke, tak perlu penjelasan panjang tentang rumus Einstein ini. Mari kita kembali ke penjelasan Whitman. Bayangkan bahwa semua yang kamu lihat di sekitarmu, seperti benda atau bahkan dirimu sendiri, terbuat dari energi. Nah, konsep ini menyatakan bahwa energi ini tidak hanya terpisah dari materi, tetapi keduanya saling terkait.
Whitman menggambarkan bahwa energi ini, yang ada dalam segala bentuk di alam semesta, saling berinteraksi melalui suatu proses yang disebut “beresonansi.” Ini mirip dengan bagaimana nada-nada pada piano dapat bergetar bersama ketika satu nada dipukul. Ketika energi beresonansi atau sejalan, mereka cenderung “tarik-menarik” satu sama lain.
Jadi, setiap benda atau kejadian di dunia fisik ini, menurut perspektif ini, sebenarnya terbentuk dan dipengaruhi oleh interaksi energi yang terus-menerus. Semua ini berbicara tentang keterkaitan antara energi, materi, dan bagaimana segala sesuatu di alam semesta ini saling “tarik-menarik” melalui energi yang ada di dalamnya.
Observer Effect
Ada juga pengetahuan alam di balik teori Law of Attraction ini. Ketika kita melihat partikel energi dan daya tarik, sebagian besar bersumber dari fisika kuantum. Secara dasar, fisika kuantum menyatakan bahwa segala sesuatu terdiri dari partikel atau atom. Bahkan batu, yang terlihat tidak bernyawa, sebenarnya terdiri dari partikel-partikel yang bergetar namun tidak dapat terlihat dengan mata telanjang.
Pernah mendengar tentang konsep Observer Effect? Nah, ini adalah salah satu konsep fisika kuantum yang relevan dengan law of attraction yang menjelaskan seputar perilaku elektron. Observer Effect adalah ketika kita mengukur atau melihat sesuatu di dunia kuantum, tindakan kita itu sendiri bisa merubah bagaimana hasil pengukuran sistem kuantum sebenarnya. Jadi, pengamatan terhadap benda di dunia kuantum bisa memengaruhi hasil pengukurannya.
Sama seperti konsep law of attraction. Para penganut Law of Attraction memandang fenomena ini sebagai bukti bahwa fokus pada suatu pemikiran yang positif maupun negatif, dapat menyatukan energi tersebut.
BACA JUGA: Arti Mindfulness: Konsep dan Manfaat untuk Kesehatan Mental
Filosofi Dibalik Law of Attraction
Mari kita masuk ke dalam dasar filosofi di balik Hukum Tarik Menarik, seperti yang dijelaskan oleh Whitman. Katanya, energi mendahului manifestasi. Oleh karena itu, pikiran positif dapat membawa hasil positif ke dalam kehidupan seseorang, sebaliknya pikiran negatif membawa pikiran negatif pula.
“Apapun yang kita fokuskan dengan kuat di dalam ranah tak terlihat pikiran, keyakinan, dan emosi kita pada akhirnya akan muncul dalam bentuk nyata,” klaim Whitman. Dengan demikian, hukum tarik menarik mengatakan bahwa keadaan segala sesuatu di dunia eksternal kita—tubuh kita, hubungan kita, keberlanjutan karier kita, dan keuangan kita—adalah cerminan langsung dari keadaan internal kita.
“Ketika kita fokus pada hal yang hilang, yang tidak adil, atau semua cara kita telah dianiaya, kita tidak hanya terus menemukan bukti pelanggaran, tetapi kita juga menahan diri dalam mindset korban yang merampas kita dari kekuatan untuk berpikir dan merasa dengan sengaja,” tambah Whitman.
Dengan kata lain, fokus pada hal-hal negatif dan perasaan ketidakadilan cenderung memperkuat perasaan sebagai korban, yang dapat menghambat kemampuan kita untuk merespon hidup dengan cara yang lebih positif dan bermakna. Whitman menekankan bahwa mempertahankan mindset korban dapat mengakibatkan kehilangan kontrol atas pemikiran dan perasaan kita sendiri, sehingga merugikan kita dari potensi untuk berkembang dan meraih kebahagiaan.
Sebaliknya, hukum tarik menarik mengatakan bahwa jika kamu tidak menyukai kualitas pengalaman yang kamu tarik ke diri kamu, kamu bisa mengubahnya dengan menyesuaikan output getaranmu. Dalam artian, kamu bisa mengubah suasana hati, sikap, kata-kata, pikiran, atau sudut pandang.
Contoh Law of Attraction
Misalkan, kamu sedang berusaha mendapatkan pekerjaan baru, namun merasa kurang yakin dengan kemampuanmu. Pemikiran ini dapat dianggap sebagai pemikiran negatif. Seperti bumerang, pemikiran negatif ini akan membangkitkan reaksi energi getaran yang setara.
Dengan pikiran yang kurang percaya diri, kamu mungkin cenderung melakukan hal-hal seperti mengabaikan peluang atau meremehkan kemampuanmu sendiri. Akibatnya, kamu sulit untuk berhasil dalam wawancara atau memperoleh pekerjaan yang kamu inginkan.
Sebaliknya, jika kamu fokus pada energi positif dan meyakini diri sendiri, misalnya dengan memvisualisasikan keberhasilanmu di tempat kerja baru, maka pikiran positif ini dapat menarik energi yang sejalan. Dengan sikap yang lebih percaya diri, kamu mungkin akan lebih terbuka terhadap peluang, memberikan jawaban yang lebih tajam dalam wawancara, dan pada akhirnya, meningkatkan peluangmu untuk mendapatkan pekerjaan yang kamu inginkan.
Tiga Langkah Agar Law of Attraction Bekerja
Untuk memanfaatkan kekuatan hukum universal ini, yang perlu kamu lakukan adalah mengikuti tiga langkah sederhana:
Langkah 1: Coba Pikirkan Apa yang Kamu Inginkan Secara Spesifik
Hal pertama yang mesti kamu lakukan adalah memikirkan apa yang kamu inginkan setiap hari. Beri tahu alam semesta apa yang kamu ingin tarik ke dalam hidupmu secara spesifik.
Semakin jelas dan semakin spesifik keinginanmu, semakin mudah bagimu untuk menarik hal-hal tersebut ke dalam hidupmu.
Misalnya, “saya ingin melanjutkan kuliah S3 ke luar negeri.”
Lalu, pikirkan secara spesifik tentang:
- Kamu ingin kuliah di negara mana?
- Target kuliah di tahun berapa?
- Jurusan dan Universitas mana?
- Apakah ingin mendapatkan beasiswa atau biaya sendiri?
- Kalau ingin beasiswa, beasiswa apa?
- Dan seterusnya…
Semakin kamu fokus pada apa yang kamu inginkan (bukan pada apa yang tidak kamu inginkan), semakin cepat kamu mewujudkan impian dan tujuanmu.
Langkah 2: Yakinlah Bahwa Itu Pasti Terjadi
Jangan hanya berfokus pada apa yang kamu inginkan, tetapi kamu juga harus yakin bahwa itu mungkin terjadi. Jika kamu ragu bahwa ada kemungkinan kamu tidak bisa mencapainya, secara otomatis kamu mengirimkan sinyal yang bervariasi ke alam semesta. Sinyal ini akan memberikan respons yang sama seperti apa yang kamu ragukan.
Jadi, kalau kamu sudah menetapkan keinginan, jangan coba-coba untuk ragu. Kalau kamu merasa ragu dan tidak percaya diri, mulailah mengganti pola pikirmu dengan memahami bahwa kamu pantas, layak, dicintai, diinginkan, dan mampu mencapai tujuan apapun yang bisa kamu bayangkan.
Langkah 3: Terima Apa yang Kamu Inginkan
Untuk menerima apa yang kamu inginkan, penting untuk memahami konsep “getaran” yang sejalan dengan hukum tarik menarik. Getaran ini mengacu pada energi atau frekuensi yang dipancarkan oleh pikiran dan perasaan kita.
Cara pertama untuk menciptakan getaran yang positif adalah dengan menciptakan emosi positif sepanjang hari. Misalnya, perasaan cinta terhadap diri sendiri dan orang lain, kegembiraan dalam setiap momen, menghargai hal-hal kecil, dan bersyukur atas berbagai aspek dalam hidupmu. Saat kamu mampu menghasilkan emosi positif, kamu secara alami mengeluarkan getaran yang positif ke alam semesta.
Selanjutnya, penting untuk berlatih merasakan emosi yang akan kamu alami ketika tujuanmu tercapai. Misalnya, kamu membayangkan dengan jelas bagaimana hidupmu akan terasa ketika apa yang kamu inginkan sudah terwujud. Dengan membayangkan secara mendalam dan merasakan emosi-emosi positif yang terkait, kamu mengirimkan sinyal kuat ke pikiran bawah sadarmu. Pikiran bawah sadarmu kemudian bekerja untuk mewujudkan realitas yang sesuai dengan gambaran yang telah kamu ciptakan.
BACA JUGA: Belajar Mencintai Diri Sendiri: Sederhana Tapi Kenapa Sulit Diterapkan?
Manfaat Law of Attraction Menurut Psikologi
Ada banyak kesamaan antara law of attraction dan cognitive behavioral therapy (CBT), yang merupakan jenis terapi yang fokus pada menemukan solusi dan psikologi positif. Menurut Nolan, dengan berpikir positif, ada beberapa manfaat yang luar biasa bagi kesehatan kita.
Berikut di antaranya:
1. Berpikir positif dapat berkontribusi pada kesehatan secara keseluruhan .
2. Memandang hidup dengan pikiran positif dapat membuat hidup menjadi lebih menyenangkan.
3. Ketika kita memiliki pikiran positif, kita cenderung lebih baik dalam mengatasi berbagai situasi.
4. Pikiran positif dapat membantu mengurangi jumlah emosi negatif yang kita rasakan.
5. Memiliki pola pikir positif dapat meningkatkan ketahanan kita terhadap stres.
6. Mempraktikkan berpikir positif dapat meningkatkan tingkat kebahagiaan kita.
7. Berpikir positif dapat berdampak positif pada kesehatan fisik kita.
8. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa berpikir positif dapat berhubungan dengan umur yang lebih panjang.
9. Memiliki pikiran positif dapat menciptakan lingkungan yang mendukung dan meningkatkan dukungan sosial.
10. Berpikir positif juga dapat meningkatkan kepuasan dalam hubungan.
National Institute of Health juga mendukung beberapa temuan ini, menyatakan bahwa penelitian terus mengaitkan pola pikir positif dengan manfaat kesehatan, seperti penurunan tekanan darah, risiko penyakit jantung yang lebih rendah, berat badan yang lebih sehat, kadar gula darah yang lebih baik, dan umur yang lebih panjang. Meskipun masih ada ketidakpastian apakah ini sepenuhnya disebabkan oleh berpikir positif atau oleh faktor lain.
Alasan Law of Attraction Tidak Bekerja
Jika harapan atau keinginan tidak terwujud, seseorang dapat dengan mudah mengalami rasa bersalah. Dalam konteks ini, orang mungkin cenderung menyalahkan diri sendiri dengan berpikir bahwa mereka melakukan kesalahan atau tidak cukup berkomitmen pada tujuan yang diinginkan sehingga hasil yang diharapkan tidak terjadi.
Dampak dari siklus ini, kata Nolan, adalah seseorang dapat merasa kurang percaya diri, merugikan diri sendiri, dan bahkan merasa tidak mampu menciptakan realitas yang diinginkan, yang pada akhirnya dapat menghambat kemajuan mereka.
Para kritikus juga khawatir bahwa orang mungkin mulai menyalahkan diri sendiri atas peristiwa negatif yang berada di luar kendali mereka, misalnya tiba-tiba terjadi kecelakaan atau penyakit. Dalam konteks ini, ada keprihatinan bahwa pengikut teori ini mungkin menjadi terlalu internalisasi terhadap kejadian-kejadian negatif dan merasa seolah-olah mereka memiliki kendali penuh atas segala hal dalam hidup mereka.
Ada beberapa faktor yang memungkinkan hukum ini mungkin tidak akan bekerja jika kamu:
1. Hanya Berangan-angan Tanpa Tindakan
Dalam menerapkan konsep law of attraction, ada potensi masalah jika seseorang hanya mengandalkan keinginan atau harapan tanpa melibatkan tindakan konkret. Risiko utamanya adalah ketika kamu berharap sesuatu terjadi hanya dengan berpikir positif saja. Oh, bukan begitu konsepnya…
Ada perbedaan yang jauh antara berangan-angan dan berpikir positif yang disertai dengan tindakan nyata. Ingat, tidak akan ada perubahan jika kita hanya duduk di sofa dan berharap semuanya akan berubah menjadi baik. Dalam kenyataannya, untuk mencapai tujuan atau mengalami perubahan dalam hidup, diperlukan lebih dari sekadar keinginan atau harapan—tindakan nyata dan upaya yang konsisten juga diperlukan.
“Jika kita menghabiskan seluruh waktu kita memvisualisasikan, bermeditasi, dan ‘bertindak seolah-olah’ tanpa melakukan tindakan di dunia fisik, kita tidak memainkan peran kita dalam proses manifestasi,” jelas Whitman. Dengan kata lain, sambil menetapkan tujuan, terima tantangan, ambil peluang, dan dapatkan dukungan—tetapi jangan berharap sesuatu akan terjadi hanya karena kita yakin itu akan terjadi.
2. Menginginkan Sesuatu yang Tidak Realistis
Penting untuk menjaga agar tetap realistis dalam menerapkan hukum tarik-menarik ini. Artinya, tidak mengharapkan atau membayangkan sesuatu yang jauh dari kemungkinan nyata.
Nolan memberi contoh keinginan yang tidak realitis seperti memiliki kastil emas di Mars atau mendapatkan satu triliun dolar dari pemerintah. Poinnya adalah bahwa ada batasan realitas yang perlu diakui, dan tidak semua keinginan atau harapan dapat terwujud.
“Itu hanya merupakan khayalan—ketika tidak ada peluang kecil untuk mencapai hal tersebut,” kata Nolan. Oleh karena itu, tetap realistis dan memiliki ekspektasi yang sesuai dengan kenyataan adalah penting dalam menerapkan konsep law of attraction.
Gimana? Masih ragu dengan konsep law of attraction ini? Coba buktikan sendiri!
Mungkin aku termasuk orang yang belum percaya sama kekuatan law of attraction ini. Soalnya seringkali pikiran dipenuhi rasa pesimis akan kegagalan-kegagalan yang terjadi di masa lalu. Tapi setelah membaca ini sepertinya saya harus percaya dengan kekuatan itu supaya hal-hal baik datang.
Gagasan tentang “menuai apa yang kita tanam” atau hukum karma, sebagian besar, memiliki akar dalam tradisi keagamaan dan filsafat, dan tidak selalu dapat diukur secara ilmiah. Meskipun bagi beberapa orang, keyakinan ini dapat menjadi sumber motivasi dan dukungan psikologis, untuk orang lain, keberhasilan dan keberuntungan dalam hidup mungkin lebih terkait dengan faktor-faktor praktis dan kerja keras.
“Berpikir dengan kritis dan mempunyai keyakinan kuat bahwa apa yang kita harapkan bisa terwujud”.
Mungkin itu kesimpulannya dari tulisan diatas.
“Berpikr dengan kritis dan mempunyai keyakinan kuat bahwa apa yang kita harapkan bisa terwujud”.
Mungkin itu kesimpulannya dari tulisan diatas.
Artikel yang sangat inspiratif.
Iya, saya sendiri kadang kok susah banget ya berpikir positif
Padahal dengan berpikir positif, kita mengizinkan hal hal baik datang y
Aku sudah cukup lama mendengar ttg LoA ini, tapi sangat tercerahkan dg tulisan ini. Think, Believe, Receive. Ketiga unsur ini harus terus diasah agar LoA bisa bekerja ya. Terima kasih sharing info keren ini…
Ilmu yang sangat saya butuhkan sekarang ini. Benar-benar di fase yang melihat sesuatu dr ranah negatifnya saja, Astaghfirullaah…
Untuk beberapa kasus law of attraction ini bisa berhasil misal pada kasus² hal yang sering/bisa kita lakukan. Tapi untuk wawancara kerja misal, enggak melulu bisa dikaitkan dengan Law of Attraction, karena sekali lagi, LoA ini bekerja di dalam diri kita, sementara sekeliling kita ada dunia eksternal yang g bisa kita kendalikan dan punya perputaran energi sendiri. So, realitanya penggunaannya juga enggak bisa selalu terbukti di dunia.
Bahkan berpikir positif ini (berbaik sangka alias husnudhon) sangat dianjurkan oleh Rasulullah jauh sebelum kita mengetahui akan galian ilmu pengetahuan ini, ya.
Ternyata memang banyak manfaatnya
pertama kali saya tahu tentang law of attraction dan membekas hingga sekarang adalah tahun 2006 melalui buku karya Rhonda bryne berjudul the secret : To the law of attraction. kalau secara ilmiah, sebetulnya masuk akal karena manusia memang memiliki energi dan relate dengan teori teori diatas. bahkan secara ilmu kanuragan juga demikian, energi menarik dna menyalurkan energi yang sama. menarik ya membahas hal ini, hehe
Makanya kita diminta untuk berprasangka baik karena energinya akan mengikuti. Makasih tipsnya. Btw, tetap ya kalau ingin sesuatu memang kudu yang realistis dan jangan lupa usaha
Untuk membentuk pikiran yang matang seperti itu, sungguh bagi saya adalah hal yang berat. Ya, sering kali pikiran negatif menghantui saya dan kadang-kadang membuat saya minder sendiri. 😢
Positive thinking ini emang perlu banget ya. Tapi kadang suka muncul aja pikiran negatif. Emang bikin capek sih pikiran negatif ini. Bisa bikin asam lambung naik dan efeknya jadi kemana-mana hehehe.
ilmu mahal nih, emang bener kadang berprasangka baik itu efeknya juga ga sembarangan dan memang positif buat diri kita.
Stay realistis dan tetap produktif.
Sudah membuktikannya mbak, walaupun belum semuanya berhasil, sepertinya harus review lagi apa yang belum tepat
Terima kasih lo remindernya
Bisa menerapkan law of attraction membutuhkan proses belajar terus menerus. Dimulai dari melatih pikiran hingga kata-kata yang keluar dari mulut pun harus positif. Yuk, kita semangat belajar untuk terus menerapkan semua hal positif untuk mencapai tujuan positif.
Harus berfikir positif untuk kesehatan mental kita dan bisa produktif setiap harinya, setuju banget
Aku setuju banget dengan berpikir positif agar menarik semua hal positif.
Karena banyak kali aku membuktikannya.
Contoh kecil pas tahun lalu aku bener-bener berdoa untuk mencapai sebuah impian, aku sengaja menciptakan suasana khusus agar doa tersebut dikabulkan. Dari mulai menuliskannya di diary, mendoakannya terus menerus dan akhirnya terus berusaha melakukan hal-hal yang mengarah kesana.
Alhamdulillah, Law of Attraction terjadi.
Sering lihat di fyp soal ini.
Dan sebenarnya tanpa disadari, orang² memungkinkan pernah menerapkan law attraction ini, hanya saja mungkin belum kenal sama penamaannya
Dari lulus kuliah udah kenal istilah ini. Jadi seperti memberikan sugesti positif dan universe juga seperti jadi daya pendorong. Dengan doa, usaha, dan izinNya apa yanh selalu kita rapalkan bisa terwujud.