6 Ajaran Jepang untuk Menghancurkan Rasa Malas

ajaran Jepang untuk menghancurkan rasa malas
ajaran Jepang untuk menghancurkan rasa malas

Saya yakin, semua orang pasti sering terkungkung dalam lingkaran rasa malas. Terasa sulit untuk memulai tugas, menunda pekerjaan, dan menghabiskan waktu dengan sia-sia. Sayangnya, masih banyak orang yang merasa keadaan ini adalah hal yang wajar. Padahal, mestinya harus kita waspadai.

Ngomong-ngomong, sudah berapa waktu yang kamu buang hanya untuk bersantai di dalam rumah tanpa melakukan apa-apa? Sementara orang di luar sana yang seumuran dengan kamu sudah mampu berinvestasi, memiliki rumah, pekerjaan yang layak, gaji jauh di atas UMR.

Ini memang bukan perlombaan, tapi jika kamu tidak berbuat apa-apa, mau sampai kapan kamu berada dalam kondisi yang sama?

Rasa malas adalah rintangan yang dihadapi semua orang. Namun, budaya Jepang memiliki beberapa ajaran yang dapat membantu kamu menghancurkan rasa malas dan mencapai tujuanmu.

6 Cara Melawan Rasa Malas Ala Jepang

Berikut ini beberapa ajaran jepang untuk melawan rasa malas yang bisa kamu terapkan dalam kehidupan sehari-hari:

1. Ikigai: Temukan Alasan Hidupmu

Ikigai, sebuah konsep dari Jepang, menawarkan filosofi hidup yang melampaui kesibukan sehari-hari dan mengantarkanmu pada makna dan tujuan hidup yang lebih dalam. Di balik kesederhanaan kata “Ikigai” yang berarti “alasan untuk hidup”, terdapat perpaduan kompleks antara passion, keahlian, kebutuhan dunia, dan nilai yang kamu junjung tinggi.

Menemukan Ikigai bukanlah tugas yang mudah, melainkan sebuah perjalanan introspeksi yang membutuhkan refleksi mendalam. 

Bayangkan sebuah diagram Venn dengan empat lingkaran yang saling tumpang tindih:

  • Apa yang kamu sukai? Apa yang membangkitkan semangat dan energi dalam dirimu? Aktivitas apa yang membuatmu lupa waktu dan merasa bahagia?
  • Apa yang kamu kuasai? Apa bakat dan keahlian yang kamu miliki? Apa yang kamu lakukan dengan baik dan diakui orang lain?
  • Apa yang dibutuhkan dunia? Apa yang dibutuhkan masyarakat dan dunia saat ini? Apa yang dapat kamu kontribusikan untuk membuat dunia menjadi lebih baik?
  • Apa yang bisa kamu bayar? Bagaimana kamu dapat menghasilkan pendapatan dari keahlian dan passionmu? Apa yang memiliki nilai ekonomis dan dapat menunjang kehidupanmu?

Ikigai terletak pada titik temu keempat lingkaran tersebut. Di sinilah kamu menemukan keseimbangan antara passion, keahlian, kebutuhan dunia, dan nilai yang kamu junjung tinggi. Menemukan Ikigai bagaikan menemukan harta karun yang tak ternilai, karena memberikan arah dan makna pada hidupmu.

2. Kaizen: Lakukan Perbaikan Kecil Setiap Hari

Kaizen adalah filosofi Jepang yang berfokus pada peningkatan berkelanjutan. Artinya, kamu hanya perlu fokus pada pertumbuhan kecil setiap harinya.

Alih-alih mencoba melakukan perubahan besar sekaligus, Kaizen mendorong kamu untuk membuat perubahan kecil dan bertahap. Hal ini dapat membantu kamu merasa lebih mudah untuk memulai dan menyelesaikan tugas.

Berikut ini beberapa esensi Kaizen:

  • Fokus pada Peningkatan Berkelanjutan: Kaizen bukan tentang mencapai kesempurnaan dalam sekali lompatan, melainkan tentang melakukan perbaikan kecil secara terus-menerus. Filosofi ini berlandaskan keyakinan bahwa perubahan kecil yang diimplementasikan secara konsisten dapat menghasilkan hasil yang luar biasa dalam jangka panjang.
  • Siklus PDCA: Kaizen menerapkan siklus Plan-Do-Check-Act (PDCA) untuk mengoptimalkan proses dan mencapai hasil yang optimal. Siklus ini melibatkan:
    • Perencanaan: Menentukan tujuan, mengidentifikasi area yang perlu kamu perbaiki, dan merumuskan strategi.
    • Pelaksanaan: Menerapkan strategi yang telah kamu rancang dan memantau kemajuannya.
    • Pemeriksaan: Menganalisis hasil dan mengevaluasi efektivitas strategi.
    • Tindakan: Melakukan penyesuaian dan perbaikan berdasarkan hasil evaluasi.
  • Keterlibatan Semua Orang: Kaizen juga menekankan pentingnya partisipasi aktif dari semua anggota tim, regardless of their position or rank. Setiap individu didorong untuk berkontribusi ide, saran, dan solusi untuk meningkatkan proses dan mencapai tujuan bersama.

BACA JUGA: Fenomena Prokrastinasi: Mengapa Kita Menunda Pekerjaan dan Bagaimana Mengatasinya?

3. Hara Hachi Bu: Berhenti Makan Sebelum Kenyang

Hara Hachi Bu, sebuah pepatah Jepang yang berarti “makan sampai 80% kenyang”, merupakan filosofi makan yang lebih dari sekadar mengisi perut. Filosofi ini mengajak kita untuk makan dengan penuh kesadaran dan memperhatikan sinyal tubuh, sehingga mencapai keseimbangan antara rasa kenyang dan kesehatan.

Memahami Esensi Hara Hachi Bu:

  • Makan dengan Perhatian: Hara Hachi Bu mendorong kita untuk fokus pada makanan yang kita makan, menikmati rasa, tekstur, dan aroma. Kita diajak untuk makan dengan perlahan dan tanpa gangguan, sehingga lebih peka terhadap sinyal tubuh.
  • Makan sampai 80% Kenyang: Filosofi ini bukan tentang kelaparan, melainkan tentang berhenti makan sebelum benar-benar kenyang. Hal ini membantu menjaga porsi makan, mencegah makan berlebihan, dan memberikan efek positif bagi kesehatan pencernaan.
  • Mendengarkan Tubuh: Hara Hachi Bu menekankan pentingnya mendengarkan sinyal tubuh. Kita diajak untuk memperhatikan rasa lapar dan kenyang, dan berhenti makan ketika merasa kenyang 80%.

4. Shosin: Pertahankan Pikiran Pemula

Shoshin adalah sikap mental yang terbuka dan reseptif terhadap ide-ide baru. Ketika kamu memiliki shoshin, kamu tidak akan terjebak dalam kebiasaan lama dan cara berpikir yang membatasi. 

Kamu akan lebih mudah untuk belajar hal-hal baru dan menemukan cara-cara baru untuk mengatasi rasa malas.

5. Ganbaru: Lakukan yang Terbaik Setiap Hati

Ganbaru adalah kata dalam bahasa Jepang yang berarti “melakukan yang terbaik” atau “berusaha keras”. Kata ini sering digunakan untuk menyemangati orang lain agar tidak mudah menyerah dan terus berusaha mencapai tujuan mereka.

Ganbaru bukan hanya tentang bekerja keras, tetapi juga tentang memiliki tekad dan semangat yang kuat. Lakukan saja yang terbaik setiap harinya. Orang yang memiliki semangat ganbaru tidak mudah putus asa, bahkan ketika mereka menghadapi rintangan dan kesulitan. Mereka terus berusaha dan pantang menyerah sampai mereka mencapai tujuannya.

Semangat ganbaru dapat kita terapkan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti dalam pekerjaan, belajar, olahraga, dan bahkan dalam kehidupan pribadi. Ketika kamu memiliki semangat ganbaru, kamu akan lebih termotivasi untuk melakukan yang terbaik dalam segala hal yang kamu lakukan.

6. Wabi-sabi: Menerima Ketidaksempurnaan

Terakhir, Wabi-sabi adalah konsep Jepang yang menghargai keindahan dalam ketidaksempurnaan. Ketika kamu menerima bahwa tidak ada yang sempurna, kamu akan lebih mudah untuk memaafkan diri sendiri atas kesalahan dan terus maju. Kamu tidak akan terjebak dalam perfeksionisme yang dapat menghambat kemajuanmu.

Menerapkan Ajaran Jepang untuk Menghancurkan Rasa Malas

Enam ajaran Jepang ini dapat membantu kamu menghancurkan rasa malas dan mencapai tujuanmu. Berikut adalah beberapa tips untuk menerapkannya:

  • Pertama, luangkan waktu untuk menemukan ikigai-mu. Tanyakan pada diri sendiri apa yang kamu sukai, apa yang kamu kuasai, apa yang bisa kita kontribusikan pada dunia dan apa yang bisa kamu bayar.
  • Lalu, mulailah hal-hal kecil dan lakukan langkah-langkah kecil setiap hari. Ingatlah filosofi Kaizen dan fokus pada peningkatan berkelanjutan.
  • Makan dengan perhatian dan berhenti makan sebelum kamu benar-benar kenyang. Perhatikan bagaimana perasaanmu setelah makan dan atur porsi makanmu sesuai dengan kebutuhanmu.
  • Tetaplah terbuka terhadap ide-ide baru dan terus belajar hal-hal baru. Bersikaplah seperti pemula dan jangan takut untuk mencoba hal-hal baru.
  • Lakukan yang terbaik dalam segala hal yang kamu lakukan. Jangan fokus pada kesempurnaan, tetapi fokuslah pada usaha dan dedikasi.
  • Terima bahwa tidak ada yang sempurna dan belajarlah untuk memaafkan diri sendiri atas kesalahan.

Rasa malas adalah rintangan yang semua orang hadapi, tetapi budaya Jepang memiliki beberapa ajaran yang dapat membantu kamu mengatasinya. Dengan menerapkan enam ajaran ini, kamu dapat menemukan alasan untuk hidup, meningkatkan diri secara bertahap, makan dengan lebih sehat, tetap terbuka terhadap ide-ide baru, melakukan yang terbaik, dan menerima ketidaksempurnaan.

21 thoughts on “6 Ajaran Jepang untuk Menghancurkan Rasa Malas

  1. Paling banyak diterapkan untuk kerja, saya biasanya gunakan Kaizen, ambil yang baik, buang yang buruk, ciptakan yang baru. Jadi ga malas karena selalu ada pilihan buat mengerjakan sesuatu yang berbeda dan terus berbuat dengan prinsip itu

  2. istilah ajaran Jepang hanya beberapa yang aku tau, dari semuanya intinya membuat penduduk Jepang terhindar dari rasa malas dan semangat untuk mengembangkan kemampuan diri.
    Salut aku kalau liat orang Jepang, semangat kerjanya tinggi dan nggak mengenal usia juga

  3. Keren! Artikelnya ditulis dengan runut sehingga mudah dibaca dan difahami. Beberapa ajaran ternyata sudah ada di Islam juga yah, seperti berhenti makan sebelum kenyang.
    Rasa malas memang menjadi candu, terimakasih Kak Dila telah memberi tips untuk memeranginya..

  4. Aku suka banget sama ajaran-ajaran Jepang seperti ini. Kagum gitu. Terlepas dari sejarah masa lalu, tapi ada banyak filosofi Jepang yang perlu kita perhatiin dan itulah yang membuat mereka menjadi penguasa Asia waktu perang dunia ke dua, hingga menjadi negara yang superpower seperti saat ini, meskipun saat ini masih terjadi masalah di ekonomi mereka.

  5. Saya pun sudah mulai mengikuti beberapa ajaran Jepang ini karena cukup efektif untuk mengusir rasa malas. Tentu tidak menginginkan kemalasan terus menghampiri ya. Dengan menentukan tujuan hidup bisa beri rasa semangat dalam jalani kehidupan.

  6. Ganbaru maksudnya setiap hari kali ya
    Hemm kalo orang indonesia udah mode jepang kayanya ga seasik hari ini deh hahaha..
    Imho.. malas kadang dateng karena gada tekanan
    Hal-hal baik dari jepang bisa diambil sih tapi kultur indonesia juga banyak yang baik hehe

  7. Nice article kak! Aku udah mengikuti beberapa ajaran Jepang yang dituliskan ini, dan emang benar sengaruh itu terjadi padaku dalam keseharian. Perlu juga diajarkan kepada anak-anak sejak kecil, agar mereka terbiasa dengan hal hal baik ini. Thanks sudah sharing

  8. wah keren ya filosofi jepang ini. aku baru pernah dengan yang ikigai sama kaizen sementara sisanya baru dengar. memang nih kadang susah banget melawan rasa malas itu tapi suka ngiri sama mereka yang selalu produktif setiap harinya

  9. Kalau tahu alasan hidup apa, jadi paham juga nih harus berbuat apa sehingga si malas bisa dihempaskan

  10. Rasa malas musuh nomer 1 untuk diriku sendiri😥 membunuh rasa malah kok ya rasanya eman banget. Pilih mana rebahan atau ngerjakan tugas? Pasti aku pilih rebahan,,, hadehhh….ah gimana ya menjalani hari tanpa rencana seperti tidak terarah,.benar kata filosofi jepang tadi….jalani hidup dengan tenang

  11. Bagus banget memang filosofi orang Jepang ini ya, Mba. Bisa kita ikutin nih, kadang kalau nggak malas, menunda melakukan sesuatu juga hal yang kurang bagus juga. Memang kalau orang Jepang terkenalnya ulet dan pekerja keras sih. Patut dicontoh

  12. Duh mbak pas banget sih aku lagi mencoba mengulang hidup, eh mencoba untuk memperbaiki hidup. Suka ketrigger sama rasa malas atau trauma kadang bikin berhenti di jalan.

  13. Pas banget ya buat mengusir semua kemalasan yang di rasakan emang aku tuh suka kagum m orang Jepang yang disiplin ulet dll pngen juga niru filosopinya

  14. Memang ajaran-ajaran dan disipilin gaya hidup Jepang tuh keren banget sih. Saya tahun 2014 pernah ke Jepang dan merasakan banget bagaimana keseharian dan gaya hidup mereka yang jauh berbeda dari kita di Indonesia.

  15. Setuju banget kalau kita memang butuh referensi hidup dari orang jepang ini. Supaya kita nggak terlena sama kenikmatan yang ada sekarang. Banyak belajar dari filosofi orang jepang ini 🙂

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *