Cerita Ojek Online #Jakarta eps. 4

Dalam episode kali ini, saya mau share pengalaman naik Transportasi Online. Di Jakarta, ada tiga macam jenis transportasi online yang menjamur dimana-mana, yaitu: Gojek, Grab dan Uber. Setiba di Jakarta, saya langsung download aplikasi Gojek. Di Makassar, saya jarang memakai aplikasi ini karena saya punya kendaraan pribadi kalau mau kemana-mana. Keberadaan transportasi online sangat memudahkan … Baca Selengkapnya

#Spesial Kemerdekaan: Bebas Merdeka Tanpa Tedeng Aling-Aling

Perempuan itu merdeka. Merdeka adalah bebas. Bebas adalah ekspresi. Ekspresi adalah cipta seni. Maka, perempuan adalah seni. Karya cipta yang dipandang, dijadikan hiasan, dan diperjualbelikan. ~Dila~ Halo. Masih dalam suasana perayaan hari kemerdekaan. Dalam postingan kali ini, saya ingin memaknai 72 tahun kemerdekaan Indonesia dengan berbagi pendapat tentang kebebasan perempuan era modern. Di sini saya … Baca Selengkapnya

Belajar Mandiri dan Biaya Hidup #Jakarta eps. 3

“Merantaulah! Kau akan dapat pengganti dari orang-orang yang engkau tinggalkan. Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang.” –Imam Syafi’i- Merantau adalah cara terbaik untuk keluar dari zona nyaman. Di kampung halaman, kita tinggal bersama orang tua. Apa yang kita butuhkan selalu ada. Kita ingin makan, ada yang masak. Kita butuh uang, langsung diberi. Orang tua … Baca Selengkapnya

Beberapa Hal yang Membuatku Ingin Kembali #Jakarta eps. 1

Untuk mengobati kerinduanku akan suasana kota Jakarta, di sini saya ingin bercerita tentang pengalamanku selama dua bulan akhir tahun 2016 kemarin. Banyak yang setuju kalau Jakarta adalah kota impian. Penduduk kota metropolitan ini mayoritas para pendatang yang ingin sukses meraih karir atau pendidikan. Seakan-akan di kota ini tertimbun emas dan perak, yang orang-orang akan bersusah … Baca Selengkapnya

Belajar Jurnalistik Tak Kenal Siapa

Suasana pelatihan jurnalistik dan pengelolaan database daring nasional yang digelar oleh MPI Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Diikuti sekitar 6 MPI PWM dan 16 MPI PDM di Nusantara.

Tujuan saya berangkat ke kota Pare-Pare (masih bagian dari Sulsel) sebenarnya memiliki beberapa motif. Selain mengikuti Pelatihan Jurnalistik yang digelar Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) Pimpinan Pusat Muhammadiyah selama tiga hari (28-30 July), saya ingin jalan-jalan sebentar.

Baca Selengkapnya

5 Peristiwa Berdarah yang Terjadi pada 14 Februari

Tidak hanya identik dengan kematian St. Valentine seorang Pendeta yang dipenggal kepalanya, juga 14 Februari ini merupakan hari dimana banyak orang-orang tewas terbunuh. Berikut ini lima peristiwa berdarah yang terjadi pada 14 Februari yang saya rangkum dari berbagai sumber.

 

1779 : Kapten James Cook Dibunuh Penduduk Hawaii

 

Tahu tidak penemu Kepulauan Hawaii yang indah itu? Ya, dialah Kapten James Cook, seorang Kapten Angkatan Laut Kerajaan, penjelajah navigator asal inggris, dan  juga pembuat peta. Namun sayang, pada tanggal 14 Februari kemalangan menyertainya. Ia dibunuh oleh penduduk pribumi di Kealakekua Bay, Hawaii. Waktu itu, ketika kunjungannya ke Kealakekua, beberapa penduduk Hawai yang terpesona oleh kapal-kapal Eropa itu mengambil salah satu perahu kecil Cook. Seperti halnya di pulau Tahiti dan pulau-pulau lain, Cook akan mengambil sandera sampai barang curian dikembalikan. Ia mencoba untuk mengambil Raja Hawaii, Kalaniopuu sebagai sandera. Akan tetapi penduduk Pribumi Hawaii mencegah hal itu, dan anak buah Cook harus mundur ke pantai. Saat Cook berbalik untuk membantu meluncurkan perahu, ia dipukul oleh penduduk desa dan kemudian ditikam sampai mati. Menurut cerita orang-orang Hawaii, ia dibunuh oleh seorang kepala suku bernama Kalanimanokahoowaha. Siapa sangka Kepulauan Hawaii menjadi akhir penemuan dalam hidupnya.

 

Kapten James Cook

1945: Hari Peristiwa Pemberontakan PETA

 

14 Februari memiliki arti penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Pasalnya, tepat 72 tahun yang lalu terjadi peristiwa Pemberontakan Pembela Tanah Air (PETA) di Kota Blitar yang dipimpin oleh Shodancho Supriyadi. Pemberontakan ini merupakan salah satu perlawanan terhadap tentara kekaisaran Jepang yang menguasai Indonesia saat itu. Dinihari 14 Februari 1945 meletuslah tembakan mortir dan peluru dari asrama Tentara PETA di Blitar dan pengibaran bendera Merah Putih tepat diseberang asrama PETA. Dari Tentara dan Komandan yang memberontak, Shodancho Supriyadi hilang dan tidak pernah diketahui jejaknya. Sedangkan komandan yang lain dijatuhi hukuman mati yaitu dipenggal kepalanya di daerah Ancol, dan ada pula yang mendapat hukuman penjara.

 

Peristiwa Pemberontakan PETA

 

1929 : Pembantaian Paling Keji di Dunia Gengster

 

Tepat 14 Februari 1929 terjadi peristiwa pembantaian paling keji di dunia gengster. Saat itu, di chicago ada dua gang yang bermusuhan. Antara gang westside (gangster italia) yang dipimpin oleh Al-Capone dengan gang Northside (gangster Irlandia) yang dipimpin Bugsy Moran. Permusuhan mereka sudah 5 tahun lamanya. Setiap gang selalu bentrok, mencaplok daerah kekuasaan, dan saling bunuh membunuh. Akhirnya timbul rencana Al-Capone untuk “membunuh lalat dalam sekali tepuk” yaitu saat hari valentine, 14 Februari 1929. Target utama, siapa lagi kalau bukan pemimpin gangster irlandia, Bugsy Moran.

 

Pada suatu malam valentine, ada seorang yang menawarkan miras curian dengan harga murah, tentu saja itu hanya umpan. Para gangster lalu tertarik dan pergi ke gudang miras. Saat orang yang diduga Bugsu Moran datang ke gudang itu, lalu datang kelompok berpakaian polisi menggrebek sebuah gedung miras ilegal tersebut. Mereka melucuti senjata para gengster tersebut agar tidak terjadi perlawanan. Namun ternyata polisi itu adalah pasukan pembunuh, mereka menembak 6 gangster hingga tewas dan seekor anjing. Belakangan diketahui bahwa mereka salah orang, yang diduga Bugsy Moran rupanya anak buahnya Bugsy Moran yang hanya mirip dengannya.

 

Al-Capone yang lolos dari jerat hukum akibat penyelundupan minuman keras, akhirnya ditembak pasukan pembunuh Bugsy Moran setelah mendapat kartu ucapan perayaan valentine yang berisi cacian. Wah, kayak di film-film ya…

 

Pembantaian Gangster di Gudang Miras

 

1349 : Ratusan Warga Yahudi Dibakar Sampai Mati

 

14 Februari merupakan hari duka bagi orang-orang Yahudi. Ribuan warga Yahudi Strasbourg, di Alsace, ditangkapi dan digantung, dibakar sampai mati oleh orang-orang Kristen. Sisanya, penduduk Yahudi diusir dari Kota. Jauh lebih mengerikan jika dibandingkan insiden gangster di Chicago. Alasan pembantaian itu dikarenakan desas-desus yang beredar bahwa orang-orang Yahudi adalah dalang dari penyebaran wabah Black Death (Kematian Hitam) yang melanda seluruh Eropa pada 1348-1350 hingga menewaskan duapertiga dari penduduk benua itu. Mereka dituduh mencemari sumur tempat orang Kristen mengambil air minum. Benar-benar bikin merinding!

 

Pembakaran ribuan warga Yahudi.

 

 

1942 : Pertempuran Pasir Panjang di Singapura

 

Pertempuran Pasir Panjang yang terjadi di Singapura merupakan salah satu pertempuran paling berdarah antara 1.400 tentara resimen Melayu melawan 13 ribu tentara Jepang. Pertempuran ini dimulai setelah bergeraknya pasukan Tentara Kekaisaran Jepang menuju Pasir Panjang selama Perang Dunia II. Pihak resimen Melayu kehilangan 159 jiwa. Enam dari mereka perwira Inggris, tujuh perwira Melayu, 146 pangkat lainnya dan sejumlah besar korban terluka yang tidak bisa dipastikan jumlahnya. Dalam pertempuran itu resimen Melayu dipimpin Letnan Adnan Saidi yang pada akhirnya gugur di medan Pertempuran.

 

Replika resimen Melayu pada pertempuran pasir panjang.

 

Baca Selengkapnya

Koala Kumal-nya si Radit

Gue nggak tahu sejak kapan suka sama Raditya Dika. Si Manusia Salmon yang tiap harinya ngebuli diri sendiri (lebih baik ngebuli diri sendiri daripada dibuli orang lain). Si Koala Kumal yang selalu ceritain kisah ektreemnya di dunia percintaan.

Betapa tragisnya hidup si Radit. Di buli sama fans-fansnya, dia fine-fine aja! Termasuk gue! Pertanyaan besar, kenapa gue ngefans sama dia? Bukan karena dia ganteng. Bukan! Sama sekali bukan! Bahkan adek gue bilang, dia memang mirip sama koala saat adek gue liat wujud dia dinovelnya berjudul ‘Koala Kumal’. Gue ngakak habis-habisan.

“Ngapain lo ketawa-ketawa sendiri?” tanya adik gue saat liat lagi ngakak sendirian di depan rumah. Maklum lagi jomblo, jadi gue sendirian aja bareng novelnya Radit sembari menatap awan dan merenung betapa malangnya nasib sang jomblo.

“Lagi baca novelnya Radit,” jawabku cuek.

“Mukanya Radit kek gimana, sih? Penasaran gue. Fansnya banyak, pasti mukanya ganteng.” Dia langsung ngerampas novel bersampul hijau itu.

“Oh… yang ini Raditya Dika?!” katanya sambil ketawa.

“Lho, kok ketawa?”

“Nggak! Gue cuma ketawa aja!” Udah gitu aja percakapan. Dia langsung pergi dan masuk ke dalam rumah. Entah apa sebab dia ketawa liat mukanya Radit. Kalau menurut gue sih, dia lagi M!!

Oh iya. Gue sampe lupa. Alasan gue suka sama Radit itu… ya… karena dia mirip sama mantan gue. Tepat sekali! Dia mirip banget mantan gue kalau lagi makan. Makannya nggak rakus sih, cuma anarkis banget, gue hampir aja dimakan kalau tidak pindah tempat duduk saat itu juga. Kalau jalan juga sok cool banget dan pantatnya miring sedikit. Kalau tidur, mukanya menghadap ke kiri, tangannya ke kanan, mulutnya monyong lima senti, dan kakinya ke atas. Gimana bentuknya ya? Apalagi kalau ngupil. Upilnya sebesar adonan kue. Tinggal dikasih tepung dan sayuran aja, udah hampir jadi ‘jalang kote’. Tapi sayangnya, seumur-umur, gue belum pernah ketemu sama Radit. Pernah sekali, di sebuah acara. Itu pun cuma sepatunya doang yang keliatan.

Ya, semenjak gue baca Koala Kumal-nya Radit. Semua perhatian gue tersita sama cerita dalam novel itu. Gue ngebayangin, gimana jadinya kalau gue jadi Raditya Dika. Yang setiap harinya diwarnai dengan kegalauan, kesendirian, kebisingan. Tapi untung banget, saat itu gue langsung keinget, kalau ternyata masih ada yang lebih tragis kisah cintanya dibanding gue.

Baik. Gue nggak perlu cerita panjang lebar. Ini kisah cinta yang nggak bakal pernah lo bayangin akan terjadi sama cewek anggun dan melankolis kayak gue. Bedalah dengan cerita-cerita serial film india di Antv. Setelah muncul Mahabharata, cerita tentang lima anak pandu yang menikah dengan satu wanita, ada Shakuntala, entah ceritanya kek gimana yang jelas ada kicah percintaannya. Lalu muncul Jodha Akbar, yang awalnya mereka saling benci, dijodohin karena politik, lalu lama-lama jadi cinta. Dulu, gue sering banget ngikutin film ini, tapi karena malas liat si Rukayya yang kadang baik kadang jahat, lama-lama gue jadi berubah baik, berubah jahat juga!

Setelah itu muncul, kalau nggak salah, siapa sih tuh yang manusia kera. Bukan kera sakti. Dewa kera. Ah, lupa namanya. Itu loh… Tepat! Hanoman. Gue nggak pernah ngikutin. Trus muncul lagi, Krisna, dan masih banyak lagi deh (maklum, gue pengamat media). Saat ini gue sedang suka-sukanya nonton Beintehaa, Mahaputra, Surya Putra Karna, Ashoka. Rentetan serial film yang gue tonton sambil tangan gue tak tik tuk keyboard. Jadi, mata gue ke tipi, tangan gue ke laptop. Mantap banget!

Aduh! Kok malah bahas film india. Gagal fokus! Baik, kita kembali ke masalah percintaan gue. Nggak penting, sih. Tapi, ini untuk pelajaran juga bagi follower gue di blog, instagram, facebook, twitter, dan line. Bahwa nge-jomblo itu enak lho. Bisa bebas ngapa-ngapain. Nggak gampang patah hati. Tapi sering di PHP-in. Kayak cerita di koala kumal-nya Radit. Kalau mau tahu ceritanya, baca aja sendiri. Nggak punya duit beli? Kasian. Pinjam dong! Gue aja pinjam di perpustakaan.

Baca Selengkapnya