Pandanglah indahnya biru yang menjingga. Simpanlah gawaimu, hirup dunia. Sambutlah mesranya bisik angin yang bernada. Dengar alam bernyanyi~
Dengar Alam Bernyanyi – Laleilmanino, HiVi, Sheila Dara Aisha, dan Chicco Jerikho
Pagi itu, saya berangkat bersama teman-teman mengunjungi salah satu hutan pinus di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, daerah tempat tinggal kami. Namanya Hutan Pinus Lembanna. Perjalanan kami sekitar dua jam dari pusat kota. Karena pesonanya yang begitu indah, hutan ini dijadikan sebagai ekowisata.
Jika memasuki kawasan Wisata Hutan Pinus ini, pengunjung akan disambut pemandangan yang indah dengan batang pohon tinggi berjejer tegak. Suara air sungai terdengar begitu jelas. Tak ketinggalan suara cicit burung seolah sedang bernyanyi.
Dulu, saat pertama kali ke sana, kondisinya masih sangat alami, rumput-rumputnya masih tinggi dan dipenuhi semak-semak. Saat ini, suasananya berubah drastis semenjak sering dikunjungi orang-orang. Kebanyakan mereka membawa perlengkapan seperti tenda untuk camping. Ditambah lagi dengan hadirnya pedagang yang berjejer di pinggir hutan.
Sampah mulai berserakan di mana-mana. Udara yang dihirup bukan lagi udara segar, melainkan kepulan asap dari aktivitas memasak dan kendaraan para pengunjung yang datang. Kita tidak lagi hikmat mendengar suara nyanyian alam, melainkan suara nyanyian dan cengkrama orang-orang sekitar.
Sebelum seramai sekarang, orang-orang masih sering mengambil air di sungai untuk langsung diminum. Namun, air sungai pun sudah tak semurni dahulu. Orang-orang menggunakannya untuk mandi.
Jika orang-orang datang berwisata ke hutan bukan untuk melindungi dan menjaganya, lantas buat apa?
Oleh karena itu, melalui tulisan ini saya mengajak kamu mengingat kembali manfaat dan kekayaan hutan yang telah kita pelajari sejak SD. Mari membuka mata dan #MendengarAlamBernyanyi dengan melihat kondisi hutan Indonesia saat ini.
Fakta Membanggakan tentang Hutan Indonesia
1. Indonesia Memiliki Hutan Hujan Terluas Ketiga di Dunia
Kita perlu berbangga, karena #HutanKitaSultan. Bayangkan saja, Indonesia memiliki hutan hujan tropis terluas ketiga di dunia. Hutan hujan ini tersebar di beberapa wilayah di Indonesia seperti Kalimantan, Sulawesi, Sumatera, hingga Papua.
Hutan hujan tropis ini menyimpan cadangan karbon yang sangat diperlukan dunia. Ia mampu menghasilkan hampir 40% oksigen yang ada di bumi.
Para peneliti menunjukkan bahwa hutan di Amerika Selatan mempengaruhi curah hujan di Amerika Serikat, sedangkan hutan di Asia Tenggara mempengaruhi pola hujan di Eropa Tenggara dan Cina. Oleh karena itu, hutan hujan jauh lebih penting dan besar manfaatnya bagi kehidupan.
2. Kelembapan Udaranya yang Tinggi
Hutan hujan tropis memiliki kelembapan udara yang tinggi. Sepanjang tahun hutan hujan tropis selalu diguyur hujan. Curah hujannya bisa mencapai 2000 mm per tahun.
Oleh karenanya, lantai hutan hujan sering gelap dan lembab karena naungan konstan dari daun pohon kanopi. Hutan hujan sendiri memiliki kanopi yang tingginya sekitar 100 kaki (30 m) di atas tanah. Terdiri dari cabang dan daun pohon hutan hujan yang tumpang tindih. Ia tidak hanya menghalagi sinar matahari, tetapi juga meredam angin dan hujan, serta membatasi pertumbuhan semak.
Kondisi kanopi hutan hujan berbeda dengan hutan pada umumnya. Pada siang hari, kanopi lebih kering dan lebih panas daripada bagian lain dari hutan. Selain itu, tanaman dan hewan yang hidup di sana telah beradaptasi.
Salah satu contoh hutan Indonesia yang memiliki kelembapan udara tinggi ada di Kalimantan. Pohon-pohonnya begitu lebar dan rapat sehingga cahaya matahari pun tak mampu menembus masuk ke dasar hutan.
3. Hutan Indonesia Kaya Ratusan Spesies Tanaman Obat
Tanaman sangat senang tumbuh di hutan hujan tropis karena sepanjang tahun menerima sinar matahari, air, dan curah hujan yang cukup. Oleh karena itu, tidak heran apabila banyak jenis-jenis tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai obat.
Hampir 90% obat-obatan dalam ilmu kedokteran berasal dari alam. US National Cancer Institute menyebutkan bahwa 70% dari semua obat yang ditemukan memiliki sifat melawan kanker berasal dari tanaman hutan hujan tropis.
4. Punya Keanekaragaman Hayati yang Sangat Tinggi
Hal lainnya yang membuat #IndonesiaBikinBangga adalah keanekaragaman hayati yang tinggi. Di hutan hujan, sebagian besar kehidupan tumbuhan dan hewan ditemukan di tempat rindang. Para ilmuwan memperkirakan bahwa lebih dari separuh kehidupan di hutan hujan ditemukan di pepohonan, menjadikannya sebagai habitat terkaya bagi kehidupan tumbuhan dan hewan.
Hutan hujan tropis Kalimantan adalah salah satunya. Hutan ini merupakan rumah bagi ribuan jenis keanekaragaman spesies. Menariknya lagi, hutan Kalimantan menjadi satu-satunya habitat asli Orang Utan Kalimantan. Ada juga spesies langka yang lain seperti bekantan, rusa, tapir, gajah Kalimantan, badak, dan spesies lain yang saat ini terancam punah. Maka tidak heran apabila Indonesia disebut sebagai Megabiodiversity Country.
BACA JUGA : Green Marketing dan Green Consumer Behavior: Solusi Menyelamatkan Bumi
Ancaman dan Dampak Kerusakan Hutan
Jika berbicara tentang ancaman, barangkali kita sudah bisa melihat begitu banyaknya hal-hal yang bisa merusak hutan. Misalnya, deforestasi, degradasi lahan atau kebakaran hutan.
Lantas apa saja dampak kerusakan hutan?
1. Perubahan Iklim
Keberadaan hutan membantu menstabilkan iklim dunia dengan menyerap karbon dioksida dari atmosfer. Para ilmuwan telah menunjukkan bahwa kelebihan karbon dioksida di atmosfer dari aktivitas manusia berkontribusi terhadap perubahan iklim.
Namun, jika hutan ditebang dan dibakar, akan mengakibatkan terjadinya pertukaran uap air dan karbondioksida yang terjadi antara atmosfer dan permukaan tanah. Perubahan konsentrasi yang ada di lapisan atmosfer ini akan memiliki dampak terhadap perubahan iklim di Indonesia.
2. Punahnya Spesies Langka
Hutan yang didalamnya terdapat keanekaragaman hayati juga ikut terancam. Jika terjadi deforestasi, mereka akan punah. Kita akan kehilangan jenis obat-obatan yang berasal dari tanaman hutan serta hewan-hewan langka. Sebab, hutan adalah satu-satunya tempat mereka tinggal.
3. Siklus Air Terganggu
Hutan sangat berperan penting dalam menjaga siklus air. Ia dapat menambahkan air ke atmosfer melalui proses transpirasi di mana tanaman melepaskan air dari daunnya selama fotosintesis. Semakin banyak pohon, semakin banyak kandungan air di udara yang akan dikembalikan ke tanah dalam bentuk hujan. Yaitu menyerap curah hujan serta menghasilkan uap air yang nantinya akan dilepaskan ke atmosfer.
Namun, jika terjadi deforestasi, lebih sedikit uap air yang masuk ke atmosfer dan curah hujan menurun.
4. Terjadinya Banjir, Longsor, dan Erosi Tanah
Hutan dapat memoderasi siklus banjir dan kekeringan dengan memperlambat limpasan dan memberikan kontribusi kelembaban ke atmosfer lokal. Hutan juga penting dalam mengurangi erosi tanah dengan menambatkan pada akarnya. Jika terjadi deforestasi, tidak ada lagi yang bisa melindungi tanah. Akibatnya, hujan lebat akan melongsorkan tanah di lereng bukit yang curam.
5. Terjadinya Kekeringan
Hutan juga terancam oleh perubahan iklim yang bisa mengakibatkan kekeringan. Kekeringan menyebabkan matinya pohon dan mengeringkan serasah daun, meningkatkan resiko kebakaran hutan yang sering dilakukan oleh pengembang lahan, peternak, pemilik perkebunan, dan penebang pohon.
6. Mempengaruhi Kualitas Hidup Masyarakat Hutan
Kita tahu bahwa manusia bergantung pada hutan. Hutan juga telah menjadi tempat perlindungan bagi masyarakat suku pedalaman untuk memperoleh makanan, tempat tinggal, dan obat-obatan. Jika tidak ada hutan, maka kualitas hidup mereka terganggu. Tidak hanya kekurangan air saja, tetapi juga darurat udara segar.
Saat ini sangat sedikit masyarakat pedalaman yang hidup dengan cara tradisional. Sebagian besar telah dipindahkan ke pemukiman luar. Mereka terpaksa melepaskan gaya hidup tradisional dan memilih untuk mengadopsi kebiasaan yang serba modern.
Oleh karena itu, hutan harus terjaga. Segala sumber kehidupan, ada di hutan. Air bersih, udara segar, tanaman, semua ada di hutan. Dengan menjaga hutan, sama saja menyelematkan kehidupan kita semua. Langkah kecil dari kita mungkin bisa mengubah kondisi hutan beberapa tahun ke depan.
BACA JUGA : Hidupkan Daerah Terpencil dengan Energi Air
Misi Kita untuk Menyelamatkan Hutan
1. Berpartisipasi dalam Upaya Perlindungan Hutan
Melindungi hutan berarti merawat ribuan spesies yang tinggal dan bergantung di dalamnya. Ada banyak langkah kecil yang bisa kita lakukan untuk berkontribusi dalam upaya perlindungan hutan.
Salah satunya adalah berdonasi. Kamu bisa berdonasi di hutan itu Indonesia melalui beberapa cara:
1. Mendengar Lagu
Hanya dengan mendengarkan lagu “Dengar Alam Bernyanyi” sebanyak mungkin, kamu sudah turut berkontribusi untuk menjaga hutan. “Dengar Alam Bernyanyi” merupakan sebuah lagu yang ditulis Laleilmanino di tengah hutan belantara saat berkunjung ke kawasan Hutan Wisata Situ Gunung.
Lah, kok cuma dengerin lagu doang? Yap, semakin banyak yang mendengarkan lagu ini, semakin banyak pula royalti yang akan tersalurkan untuk konservasi hutan di Kalimantan. Lagunya bagus dan sangat enak didengarkan. Apalagi liriknya sarat akan pesan untuk membangun kesadaran generasi muda dalam menjaga kelestarian alam. Jadi, kamu gak bakalan rugi deh dengerin lagu ini. Malah bakal ketagihan!
Kamu bisa mendengarkan lagu “Dengar Alam Bernyanyi” yang tersedia di berbagai platform musik seperti Spotify, YouTube dan Apple Music. Sebagian royalti dari lagu ini akan didonasikan untuk perlindungan hutan Indonesia.
2. Adopsi Hutan
Dengan berdonasi ke lembaga pengelola hutan, kamu bisa mengadopsi pohon langsung dari hutan. Setiap dana adopsi hutan yang dikumpulkan akan dipakai untuk mendukung masyarakat menjaga hutan Indonesia.
3. Membeli Merchandise
Selain itu, kamu juga bisa membeli merchandise eksklusif #DengarAlamBernyanyi, kopi hutan, dan berbagai produk alam yang berasal dari hutan.
Donasi yang terkumpul juga disalurkan untuk pembiayaan dan pembelian perlengkapan patroli penjaga hutan. Hal ini untuk memastikan luasan hutan tidak berkurang sehingga suara alam tetap terjaga.
2. Mengurangi Penggunaan Kertas
Dengan mengurangi penggunaan kertas, secara otomatis kita berkontrisbusi dalam melindungi hutan. Setiap 16 rim kertas itu sama dengan menebang 1 batang pohon. Coba bayangkan jika ada 10.000 kertas yang kita habiskan setiap hari. Kira-kira berapa batang pohon yang ditebang? Pasti lebih banyak, bukan?
Oleh karena itu, kamu bisa menghemat kertas dengan berbagai macam cara. Apalagi saat ini teknologi digital sangat membantu untuk meringankan aktivitas manusia. Misalnya, menyimpan dokumen secara digital, membaca berita melalui smartphone, atau memaksimalkan kertas bekas jika memang perlu.
3. Mengelola Sampah dan Limbah
Agar ekosistem hutan tetap terjaga, mengelola sampah dan limbah yang kita hasilkan menjadi hal penting. Kita harus memilah mana sampah organik dan anorganik.
Agar sampah yang kita hasilkan bisa berguna kembali, cobalah untuk mendaur ulang. Misalnya, sampah organik seperti sisa makanan dan sayuran yang bisa diubah menjadi pupuk kompos.
Perlu diingat, jangan sekali-kali membuang sampah dan limbah ke dalam hutan. Apalagi membakar sampah di sana. Bisa-bisa terjadi kebakaran lahan.
4. Pilih Produk Kemasan Ramah Lingkungan
Kebanyakan kemasan produk makanan berbahan dasar plastik. Sementara plastik tidak bisa terurai di lingkungan. Sampai bertahun-tahun pun, sampah plastik akan tetap awet.
Oleh karena itu, saat belanja makanan, biasakan untuk memperhatikan produk kemasan. Pilihlah produk kemasan ramah lingkungan, yaitu kemasan yang dapat didaur ulang.
Selain itu, kurangi juga penggunaan plastik. Jika berbelanja ke pasar atau supermarket, wajib membawa tas kantong sendiri.
5. Menanam Pohon
Langkah terakhir yang bisa kamu lakukan untuk menjaga hutan adalah menanam pohon. Mulailah menanam pohon di sekitar halaman rumah.
Kamu juga bisa ikut berkontribusi dalam penanaman seribu pohon dan konservasi hutan yang biasanya diadakan oleh komunitas, organisasi ataupun pemerintah. Beberapa komunitas konservasi hutan seperti Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia, WWF Indonesia, Yayasan Konservasi Alam Nasional, Hutan Itu Indonesia, dan lain sebagainya.
Nah itu dia langkah-langkah kecil yang bisa kita lakukan. Mari berpartisipasi bersama-sama #UntukmuBumiku. Melalui #TeamUpforImpact dapat lebih mudah memberikan dampak bagi kelestarian hutan.
Sangat disayangkan apabila hutan terbabat habis akibat ulah manusia itu sendiri. Bukankah hutan memberi banyak manfaat bagi kehidupan? Ketika kita menjaga hutan, maka hutan akan menjaga kita kembali. Seperti lirik lagu “Dengar Alam Bernyanyi” oleh Laleilmanino, dkk yang sarat akan makna. Yuk, nyanyi sama-sama!
Bila kau ada waktu Lihat aku di sini Indah lukisan Tuhan Merintih ingin kau kembali Beri cintamu lagi Bila kaujaga aku Kujaga kau kembali Berhentilah mengeluh Ingat, kau yang pegang kendali Kau yang mampu obati Sudikah kau kembali? Pandanglah indahnya biru yang menjingga Simpanlah gawaimu, hirup dunia Sambutlah mesranya bisik angin yang bernada Dengar alam bernyanyi (Ah, ha, ha) Bila kau lelah dengan panasnya hari Jagalah kami agar sejukmu kembali Bersatulah, hajar selimut polusi Ingatlah, hai, wahai kau manusia (wahai kau manusia) Tuhan menitipkan aku Ho, di genggam tanganmu (di genggam tanganmu) Pandanglah indahnya biru yang menjingga Simpanlah gawaimu, hirup dunia Sambutlah mesranya bisik angin yang bernada Dengar alam bernyanyi Dengarkanlah Bisik mesra Alam bernyanyi Bawa canda dan riang tawa Untuk dunia, oh Gunakan telinga, hati Cobalah dengar nyanyian kami, oh-oh-ho Bayangkanlah hidupmu Bila tak ada kami Pandanglah indahnya biru yang menjingga Simpanlah gawaimu, hirup dunia (dunia) Sambutlah mesranya bisik angin yang bernada (dengarlah alammu bernada) Dengar alam bernyanyi Indahnya biru yang menjingga Simpanlah gawaimu, hirup dunia (dunia) Sambutlah mesranya bisik angin yang bernada (alam pun bernada) (Alam pun bernada) Dengar alam bernyanyi (jangan tunggu lagi, Kawan) Jangan kau tunggu nanti (jangan tunggu lagi) Dengar alam bernyanyi Dengarkanlah Dengar alam bernyanyi (dengar alam bernyanyi) Oh, dengar kami bernyanyi
Referensi:
https://rainforests.mongabay.com/
https://www.its.ac.id/news/2020/11/21/menilai-kelayakan-hutan-indonesia-sebagai-paru-paru-dunia/