Keberadaan teknologi bak pedang dengan dua mata sisi. Di satu sisi memberikan jaminan kecepatan informasi, di sisi lain dapat berdampak negatif. Penyebaran informasi-informasi hoax, situs pornografi, hatespeech, hingga penyebaran data privasi merupakan beberapa dampak negatif yang sangat mungkin terjadi.
Tanpa kita sadari, kita telah banyak memperoleh data privasi orang lain melalui internet. Privasi tersebut menyebar secara sporadis dan tidak terbatas. Padahal, privasi merupakan hal yang sangat krusial bagi seseorang dan dapat menjadi ancaman serius. Sebab pada dasarnya, setiap orang memiliki sisi lain dari dirinya yang tidak ingin diketahui orang lain.
Bagaimana Pelanggaran Privasi Bekerja Melalui Internet
Media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan lainnya telah menjadi wadah semakin meluasnya informasi. Mulai dari informasi yang penting hingga informasi tidak penting sekalipun. Hal ini terjadi lantaran jejaring sosial tersebut memberikan keleluasaan bagi para penggunanya dalam menyebarkan foto dan video pribadi mereka.
Fenomena mengunggah foto dan kehidupan pribadi melalui media sosial memang cukup menarik. Berdasarkan survei yang dilakukan Global Web Index (GWI), Facebook dan YouTube masih menjadi media sosial paling populer di Indonesia di tahun 2021. Kemudian menyusul Instagram dan Twitter.
Tanpa kita sadari, handphone yang saat ini kita gunakan sering berlaku sebagai pembocor rahasia kita sendiri. Aplikasi-aplikasi yang kita download, lalu memasukkan nama, alamat, nomor telepon hingga hal-hal yang kita suka maupun tidak kita suka–secara tidak langsung merekam semua informasi pribadi kita.
Informasi-informasi tersebut bisa berbahaya apabila data yang kita masukkan mengalami kebocoran. Apalagi jika data tersebut disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggungjawab. Ada berbagai cara yang bisa penjahat lakukan untuk mencuri data-data kita, di antaranya:
Mencuri Data Lewat Situs
Ada berbagai situs di internet yang membutuhkan informasi pribadi kita hanya dengan mengakses layanan mereka. Sehingga apabila kita masuk ke situs tersebut, secara otomatis merekam dan menyimpan informasi pribadi kita dan kemudian menggunakannya untuk tujuan tertentu.
Apalagi jika situs tersebut meminta data tentang detail bank dan file penting, hal ini akan membuka jalan bagi pencuri dan membuat kita rentan terhadap kejahatan di dunia maya. Namun, pencurian data pribadi juga dapat bertujuan untuk mengungkap kejahatan.
Seperti yang dilakukan oleh salah seorang reporter investigasi yang bernama Svea Eckert. Ia berhasil mencuri data pribadi orang-orang terkemuka di Jerman. Salah satunya ia pernah mencuri informasi seorang hakim yang seringkali mengunjungi situs-situs porno dan obat-obatan yang ia minum.
Bagaimana ia melakukannya? Bekerjasama dengan seorang peneliti keamanan, mereka membuat perusahaan marketing palsu lengkap dengan situsnya sendiri. Sehingga siapapun yang mengunjungi halaman analisisnya di internet, mereka dapat dengan mudah menemukan riwayat browsing hingga mampu mengidentifikasi asal usul pengguna mereka.
Melacak Lokasi
Hampir semua pengguna media sosial pasti pernah mengunggah postingan baik foto ataupun tulisan dengan menyertakan lokasi mereka. Tak hanya itu, kita juga sangat senang apabila menandai teman dan anggota keluarga dalam postingan.
Tapi hati-hati, data tersebut akan tersimpan secara permanen di situs media sosial yang kita gunakan. Tentunya ini sangat beresiko dan tidak aman. Seseorang dengan mudah melacak lokasi kita dan menemukan informasi yang mereka butuhkan untuk tindak kejahatan.
Kepolisian sendiri dapat menggunakan data dari Google untuk melacak lokasi penjahat. Mereka meminta database riwayat lokasi kepada Google yang menyediakan info spesifik mengenai lokasi dan geografis di mana penjahat itu berada. Perusahaan teknologi selama ini tidak pernah menolak memberikan informasi penting bagi para penegak hukum untuk penanganan kasus tertentu.
Penyebab Terjadinya Pelanggaran Privasi
Sebagian besar pengguna internet tidak peduli dengan keamanan privasi mereka di media sosial. Padahal, penyebaran informasi pribadi dapat menjadi ancaman. Salah satu penyebab terjadinya pelanggaran privasi adalah kurangnya kesadaran hukum masyarakat.
Pergaulan hidup masyarakat modern saat ini lebih banyak di dunia virtual/maya daripada berinteraksi secara langsung dengan manusia lain. Pergeseran ini membuat masyarakat perlahan mulai meninggalkan dunia nyata dan menghabiskan waktu berinteraksi dengan orang lain melalui media sosial.
Hal tersebut membuat banyak orang memanfaatkan teknologi untuk kejahatan demi kepentingan pribadi. Saat pengguna sedang online, tanpa kita sadari ada sejumlah orang yang memata-matai aktivitas pencarian kita di internet. Mereka menyimpan catatan riwayat pencarian dan melacak semua aktivitas online melalui berbagai cara. Aktivitas ini mempunyai berbagai tujuan, bisa saja menguntungkan atau merugikan orang lain.
Namun, hal ini tidak akan terjadi apabila masyarakat memiliki pemahaman yang benar akan tindak pidana pelanggaran privasi dan dampak yang ditimbulkannya. Jika masyarakat paham tentang hal tersebut, maka secara tidak langsung mereka senantiasa mematuhi aturan yang sedang berlaku.
Di Indonesia sudah banyak Peraturan Perundang – undangan yang mengatur tentang perlindungan privasi. Namun, beberapa hukum tersebut belum menerapkan secara tegas dan ketat serta pemberian sangsi yang tegas bagi pelanggarnya.
Untuk itu, butuh penanaman kesadaran dan pemahaman akan pentingnya menerapkan etika privasi. Menjaga privasi bukan hanya kewajiban pemilik informasi pribadi saja, tetapi juga kewajiban semua orang.
Cara Memproteksi Diri
Dalam menggunakan media sosial, perlu kehati-hatian. Sebab, tidak semua hal bisa dipublikasikan. Pengguna internet sebaiknya memilih mana yang harus dipublikasikan dan mana yang tidak. Mungkin bagi sebagian orang, masalah privasi adalah hal yang sepele. Namun bagi pemilik privasi, itu merupakan masalah besar.
Untuk menghidari adanya pelanggaran privasi, satu-satunya hal yang bisa kita lakukan adalah melindungi diri sendiri. Meskipun tidak ada cara yang mutlak untuk menghindari ancaman dan serangan, namun tetap ada beberapa cara yang bisa dilakukan, di antaranya sebagai berikut:
Gunakan VPN
VPN adalah aplikasi yang menyediakan terowongan terenkripsi untuk semua aktivitas online kita. VPN menyandikan semua informasi yang ditransfer antara pengguna dan situs host pengguna sehingga tidak berpeluang untuk mengintip dan memata-matai.
Tak hanya itu, VPN juga memberi penggunanya IP anonim dan menyamarkan identitas yang sebenarnya, menyembunyikan lokasi geografis serta membuat keberadaan online pengguna lebih aman dan terjamin.
Lakukan Browsing yang Aman
Peretas dapat dengan mudah melacak aktivitas kita dan masuk ke sistem sistem melalui browser. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk menghapus riwayat aktivitas online baik di Google maupun di media sosial lainnya, termasuk Google Maps dan YouTube.
Hal tersebut memungkinkan Google untuk melacak riwayat YouTube kita dan membantu YouTube untuk mengetahui jenis video apa yang kita sukai sehingga dapat menyajikan lebih banyak jenis konten yang dinikmati.
Selain itu, sangat disarankan untuk selalu memperbarui browser Anda ke versi terbaru. Hindari menggunakan situs web berisi spam yang menanyakan detail pengguna.
Lindungi Media Sosial dengan Fitur Keamanan
Ada banyak pengguna media sosial yang akunnya di hack oleh orang yang tidak bertanggungjawab dan meminta sejumlah uang kepada followers atau pengguna media sosial lainnya. Hal ini tentu saja merugikan pemilik akun asli.
Untuk itu, media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, ataupun Google tentu menyediakan fitur untuk melindungi akun kita dari serangan hacker. Kita bisa melakukan pengaturan terhadap akun kita agar terhindar dari ancaman.
Meskipun kita sudah melakukan langkah-langkah tersebut di atas, bukan berarti kita telah terhindar dari ancaman penyalahgunaan data privasi sepenuhnya. Google mampu melacak lokasi bahkan jika kita tidak terhubung dengan aplikasi manapun.
Dengan kecanggihan teknologi yang semakin berkembang, segala sesuatu mungkin saja bisa terjadi. Untuk itu, agar dapat terhindar dari penyalahgunaan data privasi di internet ini, kita sangat perlu berhati-hati dalam memasukkan data-data. Informasi pribadi bisa menjadi konsumsi publik jika kita tidak tahu bagaimana menggunakan teknologi dengan baik.
Referensi :
https://www.bbc.com/news/technology-41483723
Jurnal tentang tindak pidana pelanggaran privasi di media sosial.