Mau Buka Usaha? Ini 5 Pertimbangan Sebelum Resign dari Kantor

pertimbangan sebelum resign

Rutinitas kerja kantoran yang monoton sering bikin jenuh—bangun pagi, macet, kerja, pulang lelah, lalu ulang lagi. Sementara itu, impian punya bisnis sendiri dengan kebebasan waktu dan peluang cuan lebih besar makin menggoda. Namun, sebelum kamu buru-buru menyerahkan surat pengunduran diri, ada beberapa pertimbangan sebelum resign yang harus benar-benar kamu pikirkan matang-matang.

Berbisnis itu bukan sekadar ikut tren atau bosan jadi karyawan. Banyak yang sudah terlanjur resign tanpa persiapan matang, lalu akhirnya menyesal karena usaha yang kamu jalankan nggak berjalan sesuai harapan.

Nah, biar kamu nggak mengalami hal yang sama, yuk simak lima hal penting yang wajib kamu pertimbangkan sebelum meninggalkan pekerjaan tetap dan terjun ke dunia bisnis!

1. Apakah Kamu Sudah Punya Rencana yang Jelas?

Memulai bisnis itu bukan cuma soal punya ide keren atau semangat yang menggebu-gebu. Kamu harus punya rencana yang matang agar bisa bertahan dan berkembang. Banyak orang berpikir kalau mereka bisa resign dulu, lalu baru memikirkan bisnis apa yang mau dijalankan. Padahal, ini justru bisa jadi kesalahan besar.

Kamu perlu menentukan jenis usaha yang ingin kamu jalankan. Apakah bisnis ini berdasarkan passion-mu? Apakah ada pasar yang potensial? Bagaimana strategi pemasaran dan operasionalnya? Jangan sampai kamu keluar dari kantor hanya karena bosan, tanpa tahu langkah apa yang harus kamu ambil selanjutnya.

Untuk memastikan bisnis yang kamu pilih layak dijalankan, ada baiknya kamu melakukan riset pasar. Kamu bisa menggunakan jasa studi kelayakan untuk mendapatkan gambaran lebih jelas tentang prospek usaha yang akan kamu jalankan. Dengan begitu, kamu bisa tahu apakah bisnis tersebut benar-benar bisa berkembang atau hanya sekadar angan-angan semata.

2. Bagaimana Kondisi Keuanganmu Saat Ini?

Salah satu kesalahan terbesar yang sering dilakukan orang ketika resign untuk berbisnis adalah tidak menyiapkan dana cadangan. Mereka berpikir bahwa bisnis akan langsung menghasilkan keuntungan dalam hitungan bulan. Padahal, banyak usaha yang baru bisa balik modal setelah satu atau dua tahun berjalan.

Sebelum kamu meninggalkan gaji tetapmu, pastikan kamu memiliki tabungan yang cukup untuk bertahan setidaknya selama enam bulan hingga satu tahun ke depan. Ini penting karena selama bisnis masih dalam tahap merintis, penghasilan bisa jadi belum stabil.

Jangan lupa juga untuk menghitung modal usaha yang dibutuhkan. Apakah kamu harus menyewa tempat? Berapa biaya produksi atau stok barang? Bagaimana strategi pemasaran yang akan kamu gunakan? Jika modal yang kamu miliki masih terbatas, apakah ada opsi lain seperti pinjaman atau mencari investor?

Banyak pebisnis pemula yang akhirnya menyerah di tengah jalan karena kehabisan dana sebelum bisnisnya benar-benar berkembang. Jadi, sebelum kamu resign, pastikan keuangan pribadimu sudah cukup aman dan bisnis yang kamu jalankan memiliki rencana keuangan yang jelas.

3. Apakah Kamu Siap dengan Tantangan dan Ketidakpastian?

Berbisnis itu berbeda jauh dengan bekerja kantoran. Kalau selama ini kamu terbiasa menerima gaji tetap setiap bulan, menjalankan bisnis bisa jadi penuh kejutan. Ada bulan di mana kamu bisa mendapatkan keuntungan besar, tapi ada juga saat-saat di mana penjualan menurun drastis.

Kamu harus siap menghadapi ketidakpastian ini. Bisnis bukan hanya soal meraih untung, tapi juga soal bagaimana kamu bertahan di masa-masa sulit. Banyak pengusaha sukses yang mengalami kegagalan berkali-kali sebelum akhirnya berhasil membangun bisnis yang stabil.

Mental pebisnis harus lebih kuat dibandingkan karyawan biasa. Jika kamu mudah stres saat menghadapi tekanan di kantor, bisa jadi kamu akan lebih stres saat menjalankan bisnis sendiri. Jadi, sebelum resign, tanyakan pada dirimu sendiri: Apakah kamu benar-benar siap menghadapi tantangan dan risiko yang ada?

4. Sudahkah Kamu Membangun Jaringan dan Pelanggan?

Salah satu keuntungan menjadi karyawan sebelum berbisnis adalah kamu punya kesempatan untuk membangun jaringan. Jangan buru-buru resign sebelum kamu memiliki cukup koneksi yang bisa mendukung bisnis yang akan kamu jalankan.

Pelanggan pertamamu bisa berasal dari rekan kerja, teman, atau kenalan yang sudah kamu bangun selama ini. Misalnya, kalau kamu ingin membuka usaha di bidang jasa, apakah ada orang-orang di sekitarmu yang bisa menjadi pelanggan potensial? Jika kamu ingin menjual produk, apakah ada komunitas atau grup yang bisa menjadi target pasar pertamamu?

Kamu juga bisa menggunakan jasa sebar kuesioner untuk mengetahui apakah produk atau layanan yang kamu tawarkan benar-benar dibutuhkan pasar. Ini bisa membantumu memahami kebutuhan pelanggan sebelum benar-benar terjun ke bisnis. Dengan data yang lebih akurat, kamu bisa mengurangi risiko kegagalan.

5. Apakah Kamu Punya Plan B?

Meskipun kamu sudah merencanakan semuanya dengan matang, tetap saja ada kemungkinan bahwa bisnis yang kamu jalankan tidak berjalan sesuai harapan. Itulah kenapa kamu harus memiliki rencana cadangan atau Plan B.

Plan B bisa berupa strategi pivot dalam bisnis, mencari pekerjaan freelance, atau bahkan mempertimbangkan untuk kembali ke dunia kerja jika bisnis benar-benar tidak bisa bertahan. Jangan sampai kamu terjebak dalam situasi di mana kamu sudah resign, bisnis tidak berjalan, dan akhirnya kamu kehabisan tabungan tanpa ada jalan keluar.

Kalau kamu masih ragu, kamu bisa mencoba menjalankan bisnis secara sampingan terlebih dahulu sebelum benar-benar resign. Dengan begitu, kamu bisa melihat bagaimana prospek usaha tersebut tanpa harus langsung meninggalkan pekerjaan tetapmu.

Memulai bisnis sendiri memang terdengar menarik, tapi kamu harus benar-benar mempertimbangkan segala aspek sebelum resign dari pekerjaan tetap. Jangan sampai keputusanmu hanya didasarkan pada emosi sesaat tanpa persiapan yang matang.

Ingat, pertimbangan sebelum resign bukan hanya soal ingin bebas dari pekerjaan kantor, tapi juga tentang bagaimana memastikan bisnis yang kamu jalankan bisa sukses dan stabil dalam jangka panjang. Pastikan kamu sudah memiliki rencana yang jelas, kondisi keuangan yang aman, kesiapan mental untuk menghadapi tantangan, jaringan yang kuat, dan tentu saja, Plan B jika segala sesuatu tidak berjalan sesuai harapan.

Jadi, sebelum kamu benar-benar mengajukan surat resign, coba tanyakan lagi pada dirimu: Sudahkah kamu siap dengan semua risikonya? Jika jawabannya iya, maka selamat! Perjalananmu sebagai seorang pengusaha baru akan segera dimulai.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *