Cara Menemukan Brand Voice yang Unik dan Autentik untuk Bisnis Anda

Dalam dunia bisnis yang semakin ramai, banyak hal yang bisa membuat bisnismu menonjol. Salah satu yang paling penting namun sering diabaikan adalah cara menemukan brand voice.

Coba bayangkan jika semua bisnis terdengar sama, bagaimana kamu bisa membedakan mereka? Mungkin ini saatnya untuk menemukan brand voice yang unik dan autentik untuk bisnismu, sehingga pelanggan bisa mengenali dan mengingat siapa dirimu setiap kali mereka mendengar pesan atau konten dari bisnismu.

Brand voice adalah kepribadian dan gaya komunikasi yang dimiliki sebuah brand. Sama seperti manusia yang punya suara dan cara bicara khas, bisnis juga perlu hal yang sama.

Yuk, kita bahas bagaimana kamu bisa menemukan brand voice yang otentik dan pas buat bisnismu!

1. Mulai dari Nilai Inti Bisnis

Setiap bisnis pasti punya nilai inti yang menjadi landasan operasionalnya, bukan? Nilai-nilai ini adalah pemandu yang bisa membantumu menentukan bagaimana brand-mu berbicara kepada pelanggan. Cobalah mulai dari sini: apa yang paling penting bagi bisnismu? Apakah integritas, inovasi, atau mungkin keramahan?

Misalnya, jika bisnismu menekankan inovasi, kamu mungkin ingin brand voice-mu terdengar modern, futuristik, dan berani. Di sisi lain, jika kamu fokus pada layanan pelanggan yang ramah, brand voice bisa terdengar hangat, bersahabat, dan mudah didekati. Intinya, brand voice harus mencerminkan nilai inti bisnismu, sehingga pesan yang kamu sampaikan tetap konsisten dengan siapa kamu sebenarnya.

Narasi ini penting karena orang tidak hanya membeli produk atau layanan, mereka membeli nilai yang dibawa oleh brand. Kalau nilai-nilai bisnismu kuat dan terkomunikasikan dengan baik, pelanggan akan lebih mudah merasa terhubung secara emosional.

2. Pahami Audiensmu Secara Mendalam

Agar brand voice kamu terasa relevan, kamu harus benar-benar memahami siapa audiensmu. Siapa mereka? Apa yang mereka suka dan tidak suka? Gaya komunikasi seperti apa yang paling mereka respon?

Coba lakukan riset kecil-kecilan, mungkin dengan menggunakan jasa sebar kuesioner terpercaya. Dengan survei atau kuesioner, kamu bisa mendapatkan wawasan tentang preferensi audiens, termasuk bagaimana mereka ingin kamu berbicara kepada mereka. Apakah mereka suka nada yang formal dan profesional, atau lebih suka gaya bahasa yang santai dan kasual?

Jika kamu memahami audiens dengan baik, brand voice yang kamu ciptakan akan terasa lebih relevan dan autentik. Kamu bisa membentuk hubungan yang lebih baik karena mereka akan merasa bahwa kamu benar-benar berbicara kepada mereka, bukan sekadar menjual sesuatu.

3. Konsisten, Tapi Jangan Kaku

Salah satu tantangan terbesar dalam menciptakan brand voice adalah menjaga konsistensi tanpa menjadi kaku. Konsistensi penting agar brand-mu mudah dikenali, tapi kamu juga harus bisa fleksibel menyesuaikan diri dengan konteks.

Misalnya, nada yang kamu gunakan di media sosial mungkin berbeda dengan nada yang kamu pakai dalam proposal bisnis. Di media sosial, mungkin kamu bisa lebih santai, humoris, dan menggunakan bahasa sehari-hari. Sementara di proposal bisnis, kamu mungkin perlu nada yang lebih profesional dan serius.

Namun, terlepas dari variasi tersebut, brand voice harus tetap mempertahankan esensi yang sama. Misalnya, jika brand voice kamu adalah hangat dan ramah, pastikan nada itu terasa di setiap titik kontak dengan pelanggan, entah itu di email, iklan, atau media sosial. Konsistensi akan membangun rasa percaya dari pelanggan, karena mereka tahu apa yang diharapkan dari bisnismu.

4. Berani Menjadi Berbeda

Ada banyak bisnis di luar sana yang bermain aman dan memilih brand voice yang terkesan “netral”. Tetapi kalau kamu ingin menonjol, terkadang kamu harus berani tampil beda. Jangan takut untuk mengekspresikan sesuatu yang unik tentang brand-mu, bahkan jika itu tidak sesuai dengan norma industri.

Ambil contoh beberapa brand besar yang kamu kenal. Beberapa dari mereka dikenal karena gaya bicara yang nyeleneh atau berani mengambil risiko. Mereka tidak takut membuat pernyataan yang tegas atau menggunakan humor yang mungkin dianggap tidak biasa oleh brand lain.

Namun, menjadi berbeda bukan berarti berlebihan atau asal-asalan. Brand voice kamu tetap harus sejalan dengan audiens dan nilai inti bisnismu. Yang penting adalah keunikan itu muncul secara alami dan sesuai dengan karakter brand yang ingin kamu bangun.

5. Uji Coba dan Evaluasi

Menemukan brand voice yang tepat itu tidak selalu instan. Kadang-kadang, kamu perlu melakukan berbagai uji coba untuk melihat mana yang paling pas. Kamu bisa mulai dengan membuat beberapa konten berbeda dengan berbagai gaya voice, lalu lihat mana yang paling banyak mendapat respon dari audiens.

Selain itu, jangan ragu untuk meminta umpan balik. Jika kamu punya tim, diskusikan bersama-sama. Apa yang terasa natural, dan apa yang tidak? Kamu juga bisa memanfaatkan jasa sebar kuesioner untuk mendapatkan umpan balik dari pelanggan tentang bagaimana mereka merespon gaya komunikasi bisnismu. Ini akan memberimu pandangan objektif apakah brand voice yang kamu pilih sudah sesuai dengan apa yang diinginkan audiens.

Selalu evaluasi hasil dari setiap eksperimen yang kamu lakukan. Jika ada gaya yang tidak bekerja dengan baik, jangan takut untuk beradaptasi. Brand voice yang baik adalah yang terus berkembang dan menyesuaikan dengan dinamika pasar dan audiens.

6. Jadikan Brand Voice Bagian dari Setiap Aspek Bisnis

Setelah kamu menemukan brand voice yang sesuai, pastikan kamu menerapkannya di semua aspek bisnis. Ini tidak hanya soal bagaimana kamu berbicara di media sosial atau situs web, tetapi juga bagaimana tim customer service berbicara dengan pelanggan, bagaimana email marketing ditulis, hingga cara tim penjualan berbicara saat presentasi.

Ciptakan panduan brand voice yang jelas, sehingga semua orang di dalam bisnismu memahami dan menerapkan gaya komunikasi yang konsisten. Panduan ini bisa berisi contoh nada bicara, kata-kata yang boleh dan tidak boleh digunakan, serta cara-cara menyesuaikan voice dengan berbagai situasi.

Hal ini penting untuk memastikan semua orang berada di jalur yang sama dan pelanggan mendapatkan pengalaman yang konsisten, di mana pun mereka berinteraksi dengan bisnismu. Kalau semua komunikasi terasa sejalan, pelanggan akan merasa lebih nyaman dan lebih mudah terhubung dengan brand-mu.

7. Jangan Lupa untuk Mengadaptasi Voice Seiring Waktu

Meskipun konsistensi itu penting, bukan berarti brand voice harus stagnan. Pasar dan audiens selalu berubah, begitu juga dengan tren dan budaya. Karena itu, penting untuk secara berkala mengevaluasi apakah brand voice yang kamu gunakan masih relevan atau perlu disesuaikan.

Misalnya, jika bisnismu mulai menargetkan audiens yang lebih muda, kamu mungkin perlu menyesuaikan nada bicara agar lebih sesuai dengan gaya komunikasi mereka. Begitu juga jika ada perubahan besar dalam bisnis atau industri yang kamu jalani.

Adaptasi bukan berarti kehilangan identitas, melainkan memastikan bahwa brand voice kamu selalu relevan dan sesuai dengan konteks yang berkembang. Jika kamu bisa beradaptasi dengan baik, pelanggan akan lebih menghargai bisnismu karena terlihat tanggap dan peka terhadap perubahan.

8. Buat Pelanggan Merasa Terlibat

Salah satu cara terbaik untuk membuat brand voice terasa lebih autentik adalah dengan melibatkan pelanggan dalam cerita bisnismu. Gunakan voice yang mengundang keterlibatan, yang membuat pelanggan merasa seperti bagian dari komunitasmu, bukan hanya sekadar pembeli.

Kamu bisa mengajak mereka berinteraksi lewat media sosial, mengadakan polling, atau mengundang mereka untuk berbagi pengalaman dengan produk atau layananmu. Semakin terlibat pelanggan, semakin mereka merasa punya hubungan emosional dengan bisnismu. Dan ketika hubungan itu terbentuk, brand voice yang kamu ciptakan akan terasa lebih bermakna.

Cara menemukan brand voice yang unik dan autentik adalah proses yang membutuhkan waktu dan usaha, tapi hasilnya akan sangat sepadan. Dengan brand voice yang kuat, bisnismu bisa lebih mudah diingat, terhubung dengan audiens, dan bahkan membangun loyalitas pelanggan yang lebih baik.

Ingatlah untuk memulai dari nilai inti bisnismu, pahami audiens dengan baik dan selalu berani untuk tampil beda. Konsistensi adalah kunci, tapi jangan takut untuk beradaptasi saat dibutuhkan. Jika dilakukan dengan benar, brand voice bisa menjadi salah satu aset terbesar bagi bisnismu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *