Di era digital seperti sekarang, menyusun survei bisa menjadi seni tersendiri, terutama jika Anda menargetkan generasi milenial. Kelompok ini dikenal kreatif, teknologi-savvy, dan selalu ingin cepat—alias anti ribet. Artinya, jika survei Anda monoton atau terlalu kaku, bisa dipastikan mereka akan segera kehilangan minat.
Jangan khawatir! Artikel ini akan membahas cara menyusun survei yang menarik dan efektif bagi generasi milenial, lengkap dengan strategi kreatif yang bisa Anda aplikasikan langsung.
1. Gunakan Desain yang Simpel tapi Eye-Catching
Survei tidak hanya tentang pertanyaan, tapi juga pengalaman visual. Anda mungkin berpikir, “Ah, yang penting isinya!” Tapi untuk milenial, desain itu segalanya. Saat membuka survei, tampilan pertama harus langsung menggoda mereka untuk melanjutkan.
Gunakan desain modern dengan warna-warna cerah namun tetap minimalis. Jangan lupa pastikan layout-nya mobile-friendly, karena hampir 90% milenial mengakses internet melalui smartphone.
Contohnya, gunakan emoji sebagai bagian dari pilihan jawaban atau dekorasi survei. Selain mempercantik, ini membuat survei Anda terasa lebih santai dan relevan dengan gaya komunikasi mereka. Percayalah, desain yang menarik dapat meningkatkan kemungkinan mereka menyelesaikan survei Anda hingga akhir!
2. Pakai Bahasa Gaul tapi Tetap Profesional
Kunci berikutnya adalah bahasa. Milenial lebih tertarik pada survei dengan nada santai dan relatable. Artinya, jangan terlalu kaku seperti bahasa buku pelajaran. Tapi juga jangan sampai berlebihan sehingga terdengar tidak profesional.
Cobalah untuk memadukan bahasa formal dengan kata-kata gaul yang sesuai konteks. Misalnya:
- Daripada: “Bagaimana tingkat kepuasan Anda terhadap produk kami?”
- Gunakan: “Seberapa puas nih sama produk kami? Coba kasih rating dong!”
Dengan demikian, survei Anda lebih terasa seperti percakapan ringan ketimbang pekerjaan formal. Ini membuat responden lebih nyaman dan enggan untuk skip pertanyaan.
3. Buat Pertanyaan yang Singkat, Padat, dan Fokus
Milenial adalah generasi multitasking. Mereka bisa mengerjakan banyak hal sekaligus, tapi punya rentang perhatian (attention span) yang relatif pendek. Artinya, Anda harus memastikan setiap pertanyaan singkat dan langsung ke intinya.
Misalnya, jika Anda ingin mengetahui preferensi mereka soal liburan, hindari pertanyaan panjang seperti:
“Apakah Anda merasa puas dengan pilihan destinasi liburan kami tahun ini? Jelaskan alasan utama Anda, termasuk aspek yang memengaruhi keputusan tersebut.”
Sebaliknya, ubah menjadi:
“Pilih satu, ke mana liburan favorit Anda: pantai 🏖️ atau pegunungan 🏔️?”
Dengan pertanyaan simpel, survei Anda terasa lebih ringan tanpa kehilangan esensi informasi yang ingin digali.
4. Manfaatkan Pilihan Jawaban Kreatif dan Interaktif
Tidak semua survei harus menggunakan format multiple choice yang standar. Sesekali, coba gunakan format kreatif seperti:
- Slider bar: “Seberapa sering kamu belanja online? Geser bar dari 0 (jarang) hingga 10 (sering banget).”
- Drag-and-drop: Urutkan elemen yang menurut Anda paling penting, seperti “harga”, “kualitas produk”, atau “kecepatan pengiriman”.
- Rating unik: Daripada 1–5 biasa, beri opsi seperti ⭐, 🌟, atau 🎯.
Format seperti ini membuat survei terasa seperti permainan. Hasilnya? Lebih menarik, seru, dan tetap informatif!
Jika Anda tidak yakin bagaimana cara mengimplementasikan fitur-fitur ini, menggunakan jasa sebar kuesioner yang profesional bisa membantu Anda membuat survei yang interaktif. Mereka punya pengalaman untuk memastikan survei Anda sesuai target sekaligus tetap memikat.
5. Tambahkan Sentuhan Humor dan Meme
Percaya atau tidak, humor dan meme adalah senjata ampuh untuk menarik perhatian milenial. Jika Anda ingin survei Anda menonjol, jangan takut untuk bermain dengan unsur-unsur humor.
Sebagai contoh:
- Di bagian pertanyaan terakhir, tambahkan meme lucu yang bertuliskan, “Selamat, kamu sampai di garis finish! Jangan lupa submit, ya.”
- Atau tambahkan gambar karakter populer untuk menarik perhatian.
Namun, jangan sampai humor ini menutupi esensi survei Anda. Tetap pastikan pesan utamanya tersampaikan dengan baik.
Humor dan meme ini akan membuat survei terasa lebih santai dan bisa menjadi elemen kecil yang membuat responden Anda tersenyum.
6. Berikan Hadiah atau Insentif Menarik
Ayo jujur, siapa sih yang nggak suka hadiah? Milenial, sama seperti generasi lainnya, lebih termotivasi jika ada iming-iming hadiah atau keuntungan langsung.
Hadiah tidak harus selalu berupa uang atau barang mahal. Voucher belanja, pulsa, atau kesempatan mendapatkan diskon eksklusif bisa menjadi daya tarik. Tulis di bagian awal survei Anda:
“Isi survei ini cuma butuh 5 menit, dan kamu punya kesempatan memenangkan voucher Rp50.000!”
Strategi ini bisa mendongkrak tingkat partisipasi, terutama jika survei Anda cukup panjang. Namun, jika Anda tidak ingin repot mengelola insentif, Anda bisa bekerja sama dengan jasa riset pasar yang memiliki sistem insentif otomatis. Ini memungkinkan survei berjalan lebih lancar dan terorganisir.
Menyusun survei untuk generasi milenial memang butuh strategi khusus. Tapi begitu Anda memahami pola pikir dan gaya mereka, tugas ini akan terasa lebih mudah. Pastikan survei Anda menarik secara visual, relevan secara bahasa, serta menghibur tanpa kehilangan fokus utama.