Menu sarapan unik dari berbagai penjuru dunia selalu punya cerita tersendiri yang menarik untuk diulik. Dilansir dari menuasia, banyak negara di dunia yang memiliki kebiasaan makan pagi yang khas dan menggoda selera. Jika kamu ingin menjelajahi dunia lewat cita rasa, tidak ada cara yang lebih menyenangkan selain memulainya dari meja makan saat sarapan.
1. Jepang
Ketika kamu berkunjung ke Jepang dan menginap di penginapan tradisional seperti ryokan, kamu akan disambut dengan menu sarapan pagi yang tidak biasa bagi lidah Barat. Seporsi nasi putih hangat, semangkuk miso soup, potongan ikan panggang, acar sayur, dan telur mentah segar disajikan secara rapi dan seimbang.
Di mata orang Jepang, sarapan bukan hanya soal kenyang, tapi juga soal keharmonisan rasa dan nutrisi. Menu sarapan sehat seperti ini mencerminkan filosofi Jepang yang menghargai keseimbangan dan kesegaran makanan. Tak heran jika gaya hidup sehat masyarakat Jepang salah satunya ditopang oleh kebiasaan sarapan seperti ini.
Menariknya, meskipun terlihat sederhana, sarapan di Jepang memerlukan ketekunan dalam penyajiannya. Ikan harus dipanggang tepat waktu, nasi harus lembut tapi tidak lembek, dan sup miso harus disajikan hangat di saat yang pas. Ini adalah bukti bahwa kesederhanaan bisa menjadi istimewa jika dilakukan dengan sepenuh hati.
2. Turki
Berbeda dengan Jepang yang cenderung minimalis, masyarakat Turki justru memulai pagi mereka dengan apa yang bisa dibilang sebagai perjamuan kecil. Dalam budaya Turki, sarapan disebut kahvaltı, yang secara harfiah berarti “sebelum kopi.” Sebuah meja sarapan khas Turki biasanya penuh dengan roti segar, keju lokal, zaitun hitam dan hijau, tomat segar, mentimun, selai buah, madu, dan pastirma atau sosis khas Turki.
Yang membuat menu sarapan pagi ini terasa unik adalah suasananya. Sarapan bukan hanya waktu untuk makan, tetapi juga untuk berbincang bersama keluarga. Bahkan pada akhir pekan, kahvaltı bisa berlangsung hingga beberapa jam.
Makanan yang beragam membuat sarapan ini terasa seperti perjalanan rasa—manis, asin, segar, dan gurih bersatu dalam harmoni yang menyenangkan. Jika kamu mencari menu sarapan pagi yang tidak membosankan, maka tradisi sarapan Turki ini bisa menjadi inspirasi.
3. India
India adalah negara dengan kekayaan kuliner yang luar biasa, dan hal ini juga tercermin dalam tradisi sarapannya. Berbeda wilayah, berbeda pula jenis sarapannya.
Di selatan India, kamu bisa menemukan idli dan sambar, yaitu kue beras kukus yang disajikan dengan kuah kari kacang. Sementara di utara, paratha dengan isian kentang atau keju dan ditemani dengan yoghurt serta acar, menjadi favorit banyak orang.
Rempah-rempah adalah kunci utama dari cita rasa sarapan di India. Bahkan di pagi hari, masyarakat India sudah terbiasa menyantap makanan yang pedas dan berbumbu kuat.
Meskipun terkesan berat, bahan-bahan yang digunakan seperti lentil, beras, dan sayuran, membuatnya tetap masuk dalam kategori menu sarapan sehat yang kaya serat dan protein.
4. Korea Selatan
Korea Selatan memiliki pendekatan menarik terhadap sarapan. Dulu, sarapan di Korea sangat mirip dengan makan siang atau malam—beras, sup, kimchi, dan beberapa lauk kecil lainnya.
Namun kini, seiring dengan perubahan gaya hidup dan waktu yang semakin terbatas, banyak orang Korea memilih menu sarapan pagi simple seperti roti lapis, kopi, atau bahkan makanan instan.
Meski begitu, di banyak rumah tangga, tradisi tetap dipertahankan. Kimchi tetap menjadi menu wajib, karena dianggap membantu pencernaan dan memberi energi untuk memulai hari.
Dalam konteks ini, Korea memberikan contoh bagaimana sebuah negara bisa menjaga akar budaya sambil tetap beradaptasi dengan kehidupan modern. Ini juga menjadi bukti bagaimana makanan dari berbagai negara memiliki dinamika yang menarik dari waktu ke waktu.
5. Indonesia
Di tanah air sendiri, kamu juga bisa menemukan begitu banyak varian menu sarapan pagi Indonesia yang menggugah selera.
Mulai dari nasi uduk, bubur ayam, lontong sayur, hingga soto, semuanya mencerminkan keberagaman budaya dan bahan lokal yang kaya rasa. Sarapan di Indonesia bukan sekadar formalitas sebelum beraktivitas, tapi sudah menjadi bagian dari gaya hidup yang mencerminkan kebanggaan akan kekayaan kuliner nusantara.
Menariknya, banyak dari menu ini tersedia di pinggir jalan atau pasar tradisional sejak pagi buta. Bahkan aroma khas dari lauk-pauk yang digoreng atau disajikan hangat sudah menjadi penanda pagi bagi banyak orang.
Kalau kamu ingin mencari menu sarapan pagi simple namun mengenyangkan, bubur ayam dengan topping kerupuk dan kecap bisa jadi pilihan yang sempurna.
6. Perancis
Di sisi barat Eropa, tepatnya di Perancis, sarapan tampil dalam wujud yang sangat berbeda. Tidak banyak hidangan berat, tapi lebih mengarah pada kualitas rasa yang lembut dan elegan.
Biasanya kamu akan menemukan croissant segar, roti baguette dengan olesan mentega atau selai buah, ditemani secangkir kopi atau coklat panas. Menu sarapan pagi western ini memang tidak mengutamakan jumlah, tetapi rasa.
Bagi masyarakat Perancis, pagi hari adalah waktu untuk bersantai sebelum menghadapi rutinitas yang sibuk. Oleh karena itu, sarapan dinikmati dengan pelan-pelan, sering kali sambil membaca koran atau berbincang singkat dengan pasangan.
Gaya hidup ini menunjukkan bagaimana sarapan bisa menjadi momen reflektif dan bukan sekadar kegiatan konsumsi.
Dari sarapan bergaya elegan di Perancis hingga sarapan penuh rempah di India, setiap negara menawarkan pengalaman unik yang tidak hanya mengenyangkan perut, tetapi juga memperkaya perspektif budaya. Menu sarapan unik menjadi semacam pintu gerbang untuk memahami bagaimana sebuah masyarakat memulai hari mereka, apakah dengan kesederhanaan, kebersamaan, atau rasa syukur atas rezeki yang datang.
Mengetahui kebiasaan sarapan dari berbagai belahan dunia bisa menjadi cara menarik untuk menambah wawasan kulinermu. Siapa tahu, kamu bisa mencoba membuat menu-menu ini sendiri di rumah sebagai variasi dari rutinitas pagi yang membosankan. Menu sarapan pagi yang tidak membosankan bisa dimulai dari hal kecil, mungkin secangkir teh ala Turki, atau sepiring nasi uduk lengkap dengan telur balado khas Indonesia.