Kalau kamu suka adrenalin dan sensasi tegang saat menonton, pasti sudah akrab dengan Film Thriller dan horor. Namun, tahu nggak apa perbedaan kedua genre ini? Perbedaan thriller dan horror sebenarnya cukup jelas, tapi banyak yang masih keliru menganggapnya sama.
Menurut filmbarat.id, kedua genre ini memang memiliki vibes yang hampir sama. Tapi kalau diperhatikan baik-baik, thriller lebih fokus pada ketegangan psikologis dan alur cerita yang bikin penasaran, sementara horor lebih menekankan pada elemen kejutan dan rasa takut.
Mari kita bahas lebih lanjut mengenai perbedaannya!
1. Sensasi yang Diberikan
Salah satu perbedaan mendasar antara thriller dan horror adalah sensasi yang ingin disampaikan kepada penonton. Thriller cenderung membangun ketegangan secara perlahan, menciptakan rasa penasaran, dan sering kali mengandalkan plot twist untuk mengejutkan penonton. Horror, di sisi lain, lebih fokus pada ketakutan—baik melalui unsur supernatural, makhluk menyeramkan, maupun psikologi manusia yang mengerikan.
Bayangkan kamu sedang menonton film tentang seorang detektif yang berusaha mengungkap kasus pembunuhan berantai. Sepanjang film, kamu akan merasa tegang, menerka-nerka siapa pelakunya, dan merasa cemas dengan setiap perkembangan kasusnya. Itu adalah ciri khas film Thriller.
Sebaliknya, kalau kamu menonton film tentang rumah tua yang berhantu, dengan suara-suara aneh di malam hari dan penampakan yang tiba-tiba muncul, rasa takut yang kamu rasakan lebih bersifat visceral—langsung menusuk ke dalam perasaanmu. Itulah ciri khas film horror.
2. Karakterisasi Tokoh
Dalam film Thriller, protagonisnya biasanya cerdas, penuh strategi, dan sering kali berusaha keluar dari situasi sulit dengan kepintarannya. Karakter utama bisa jadi seorang detektif, mata-mata, atau bahkan orang biasa yang secara tidak sengaja terjebak dalam sebuah permainan berbahaya.
Di sisi lain, film horror cenderung menghadirkan karakter yang lebih rentan—seseorang yang tidak siap menghadapi bahaya dan akhirnya harus berjuang untuk bertahan hidup. Dalam banyak film horror klasik, tokoh utama sering kali adalah korban yang dikejar-kejar oleh pembunuh sadis atau makhluk supernatural.
Misalnya, di film thriller seperti Se7en atau Gone Girl, karakter utamanya adalah orang-orang yang secara aktif mengejar kebenaran atau berusaha menyusun rencana licik. Sementara itu, di film horror seperti The Conjuring atau The Exorcist, protagonisnya lebih banyak menjadi sasaran teror yang harus mereka hadapi dengan segala cara.
3. Elemen Ketegangan vs. Elemen Supranatural
Dalam perbedaan thriller dan horror, elemen cerita juga memainkan peran penting. Thriller lebih banyak mengandalkan konflik psikologis, misteri, dan intrik yang perlahan-lahan terungkap. Banyak film thriller yang tidak memiliki unsur supranatural sama sekali, melainkan hanya menyoroti sisi gelap manusia dan ketegangan yang dibangun melalui narasi yang cerdas.
Sementara itu, film horror sering kali menghadirkan hal-hal di luar nalar, seperti setan, hantu, zombie, atau fenomena gaib lainnya. Horror psikologis memang ada, tetapi tetap saja, tujuannya adalah menciptakan rasa takut yang mendalam, bukan hanya ketegangan.
Coba bandingkan Silence of the Lambs dengan Insidious. Silence of the Lambs adalah thriller psikologis yang membuatmu merasa cemas dengan kecerdasan seorang pembunuh berantai. Sementara Insidious mengandalkan makhluk astral dan dunia gaib untuk menakut-nakuti penonton.
4. Cara Membangun Atmosfer
Atmosfer dalam film Thriller biasanya lebih gelap, penuh misteri, dan sering kali dimainkan dengan tempo yang lambat untuk membangun ketegangan. Film ini lebih sering menggunakan musik latar yang intens untuk meningkatkan rasa penasaran, bukan sekadar efek kejut seperti di film horror.
Sebaliknya, horror menggunakan atmosfer yang lebih langsung menyeramkan. Mulai dari rumah tua yang sepi, pencahayaan redup, suara langkah kaki di lorong kosong, hingga musik yang tiba-tiba berhenti sebelum jumpscare meledak. Semua elemen ini bertujuan untuk membuatmu tidak nyaman sejak awal.
Contoh mudahnya adalah perbedaan antara Prisoners (thriller) dan Hereditary (horror). Prisoners membangun ketegangan dari konflik yang terjadi antara karakter dan ketidakpastian akan nasib seorang anak yang hilang. Sementara itu, Hereditary sejak awal sudah memberikan nuansa kelam dengan kejadian-kejadian aneh yang menimbulkan perasaan tidak nyaman di hati penonton.
5. Akhir Cerita
Dalam perbedaan thriller dan horror, akhir cerita juga menjadi faktor pembeda yang cukup signifikan. Thriller biasanya berusaha memberikan jawaban di akhir cerita. Meskipun bisa jadi ending-nya menggantung atau tragis, setidaknya ada resolusi yang jelas—pelaku kejahatan tertangkap, misteri terpecahkan, atau protagonis berhasil mencapai tujuannya.
Sebaliknya, horror sering kali meninggalkan rasa tidak nyaman bahkan setelah film selesai. Banyak film horror yang memilih ending terbuka atau bahkan memberikan kejutan terakhir di menit-menit terakhir, seolah ingin mengatakan bahwa teror belum benar-benar berakhir.
Misalnya, dalam film thriller seperti Shutter Island, meskipun akhirnya menimbulkan pertanyaan besar, tetap ada resolusi yang bisa penonton analisis. Sementara itu, di film horror seperti The Blair Witch Project, kita dibiarkan dengan perasaan tidak pasti dan pertanyaan yang mungkin tidak akan pernah terjawab.
Jadi, kalau kamu lebih suka cerita dengan ketegangan yang dibangun perlahan dan penuh kejutan cerdas, film Thriller mungkin lebih cocok buatmu. Tapi kalau kamu menikmati sensasi takut yang bikin bulu kuduk berdiri dan suara-suara aneh di malam hari setelah menonton film, maka horror adalah pilihan terbaik.
Pada akhirnya, baik thriller maupun horror punya daya tariknya sendiri. Perbedaan thriller dan horror terletak pada bagaimana film tersebut membuatmu merasakan ketegangan—apakah dengan kecerdikan plot atau dengan atmosfer mencekam yang membuatmu susah tidur.